Oleh : Bastanta Ginting
NIM : 091201144
Nasa Dono Sapari. budidaya tanaman pohon jabon. http://www.supernasa.com/2012/12/budidaya-tanaman-pohon-jabon.html
[25 juni 2013]
NIM : 091201144
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kayu yang berasal dari
hutan alam saat ini sudah tidak bisa diharapkan untuk menopang kebutuhan di
pasar lokal, domestik dan internasional. Awalnya kayu yang diperoleh dari hutan
alam mampu menghasilkan jutaan meter kubik, namun saat ini kebutuhan akan
pasokan kayu, sulit dipenuhi jika hanya mengandalkan tegakan-tegakan dari hutan
alam.Produktivitas hutan alam mengalami penurunan dari tahun ke tahun akibat
penebangan liar, kebakaran hutan dan berkurangnya luas kawasan hutan karena
konversi lahan hutan menjadi areal pemukiman, perkebunan dan pertanian
(Mulyana, dkk. 2010). Sementara itu kebutuhan kayu di Indonesia setiap tahun
terus mengalami peningkatan, bahkan hampir setengah dari kebutuhan kayu
nasional di Indonesia masuk ke industry pembuatan kayu lapis (plywood).
(Trubus, 2010).
Pohon Jabon adalah
peluang usaha dan investasi menguntungkan, merupakan tanaman bahan baku
industri yang sangat berkualitas bahkan jika dibandingkan dengan tanaman/pohon
albaziah atau sengon. yang saat ini masih merupakan bahan baku dasar yang umum
digunakan pada industri-industri kayu olahan, seperti: plywood, blockboard,
particle board, hingga peti kemas.
Dibandingkan
dengan jenis-jenis kayu yang lain, kayu jabon merupakan jenis kayu yang
pertumbuhannya sangat cepat, berbatang silinders dan lurus, kayunya berwarna
putih kekuningan tanpa terlihat serat, yang sangat baik dipergunakan untuk
pembuatan kayu lapis maupun kayu gergajian. Jabon Antocephalus Cadamba
Merupakan salah satu jenis kayu yang pertumbuhannya sangat cepat dan dapat
tumbuh subur di hutan tropis dengan ekologi tumbuh pada :Ketinggihan 10-2000m
dpl, Curah hujan 1250-3000m/th, Perkiraan suhu 100 C 400 C, Kondisi tanah
dengan PH 4,5 7,5.
Rumusan Masalah
1.1.
Karateristik dan Kegunaan Jabon (Atocephalus cadamba)
1.2.
Prospek dan Peluang Pasar Komoditi Jabo(Atocephalus cadamba)
1.3.
Pemasaran Kayu Jabon (Atocephalus cadamba)
1.4.
Kendala Dalam Bisnis Jabon (Atocephalus cadamba)
BAB II
ISI
1.1 Karakteristik dan
Kegunaan Jabon (Atocephalus cadamba)
Menurut Pratiwi (2003) nama botani
jabon adalah Anthocephalus cadambaRoxb. Miq.) atau sinonim denganAnthocephalus
indicus Rich (Helingga 1950) dan Anthocephalus chinensis Lamk. (Madamba 1975).
Jabon tergolong suku Rubiaceae. Nama daerah jabon lainnya antara lain jabun,
hanja, kelampeyan, kelampaian (Jawa); galupai, galupai bengkal, harapean,
johan, kelempi, kiuna, selapaian, serebunaik (Sumatera); ilan, taloh, tawa
telan, tuak, tuneh, tuwak (Kalimantan); bance pute, pontua, suge manai,
pekaung, toa (Sulawesi); gumpayan, kelapan, mugawe, sencari (NTB); aparabire,
masarambi (Irian Jaya). Nama Jabon di daerah lain yaitu kadam, cadamba, common
bur-flower tree (Inggris), kadam (Perancis), bangkal, kaatoan bangkal (Brunei),
kelempayan (Peninsular), laran (Sabah), selimpoh (Serawak), labula (Papua New
Guinea), kaaton bangkal (Philippina), mau-lettan-she, maukadon, yeman
(Burma),thkoow (Kamboja), koo-somz, sako (Laos), krathum, krathum bok, takko
(Thailand), caay gaso, caftom, gao trawsng (Vietnam).
Berdasarkan taksonominya jabon
digolongkan sebagai berikut (Mansur dan Tuheteru 2010):
Kingdom : Plantae (tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)
Superdivisio : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkepingdua /
dikotil)
Sub-kelas : Asteridae
Ordo : Rubiales
Familia : Rubiaceae (suku kopi-kopian)
Genus :Anthocephalus
Spesies :Anthocephaluscadamba(Roxb.)
Miq.
Saat ini Jabon menjadi andalan industri perkayuan, termasuk
kayu lapis, karena Jabon memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan
tanaman kayu lainnya termasuk sengon/albazia. Dari hasil uji coba yang telah
dilakukan, keunggulan tanaman jabon dapat diuraikan dari beberapa sisi,
diantaranya adalah:
1.
Diameter batang dapat tumbuh berkisar 10
cm/th
2.
Masa produksi jabon yang singkat hanya 4-5 tahun
3.
Berbatang silinder dengan tingkat kelurusan yang sangat bagus
4.
Tidak memerlukan pemangkasan karena pada masa pertumbuhan cabang akan rontok
sendiri self pluring.
Manfaat
Jabon :
1.
Kayu Jabon dapat digunakan untuk korek api, Slet (pinsil), sumpit sebab kayu
jabon ringan,
bahan kerajinan tangan
2.
Sebagai Peti pembungkus atau peti kemas selain mempunyai keteguhan gesek,
keteguhan
pukul dan cukup ringan.
3.
Kayu Jabon juga dapatdi gunakan sebagai bahan baku kertas (pulp) dikarenakan
mempunyai sifat kimia yaitu memiliki kandungan selulosa
cukup tinggi ± 52.4% dan panjang
serat 1.979.
4.
Kayu jabon sebagai veneer atau bahan baku kayu lapis (plywood) karena memiliki
serat
yang harus, berat kayu tergolong ringan, pada umumya bentuk
batang silindris sehinnga tidak
bayak bahan yang terbuang sewaktu
masuk mesin rotary (pengupasan). Dan memunyai
tingkat keuletan sehigga veneer yang di hasil kan tidak mudah robek atau
patah mengingat panjang serat cukup tinggi. Untuk sekarang ini banyak di
gunakan seperti yang di gunakan pada salah sayu perusahaan plywood di kab
Cirebon jawa barat.
1.2 Prospek
dan Peluang Pasar Komoditi Jabon(Atocephalus cadamba)
Kebutuhan kayu Jabon akan terus
meningkat akibat efek dari kebijakan pemerintah, tentang
pelarangan penebangan kayu dari hutan alam, namun disamping
itu sisi baiknya, Pemerintah Menerbitkan PP No.6 Tahun 2007 tentang HTR Hutan
Tanaman Rakyat, salah satunya adalah HTR Pola mandiri , untuk jenis tanaman
masyarakat diberi kebebasan dalam memilih, namun disarankan tanaman yang
mempunyai daur (umur) pendek 8 tahun, memiliki nilai ekonomi tinggi serta mudah
dalam pemasarannya.
Prospek bisnis budi daya jabon sangat menguntungkan. Seiring
dengan Kebutuhan kayu
nasional
yang mencapai lebih dari 60 juta m³/tahun menjadi latar belakang adanya peluang
bisnis yang menarik untuk dikembangkan dan kenaikan harga jual kayu jabon Pendapat
yang sama juga disampaikan Menteri Kehutanan MS Kaban terkait soal upaya pemerintah
dalam mengantisipasi semakin menyusutnya ketersediaan kayu, dengan mengembangkan
hutan tanaman industri dan hutan tanaman rakyat, serta kayu perkebunan. Masih
terkait dengan keterpurukan industri kayu lapis, data yang dihimpun Asosiasi
Panel Kayu Indonesia (Apkindo) hingga akhir April 2006 menunjukkan bahwa dari
128 industri yang terdaftar, hanya tersisa 53 pabrik yang masih produksi, 26
pabrik berhenti sementara, dan sisanya 49 pabrik berhenti total. Sebanyak 53
pabrik yang saat ini masih beroperasi, bahkan kapasitas produksinya tidak maksimal
atau bisa dikatakan seadanya
Aspek Ekonomi
Biaya penanaman jabon relatif murah dibanding jenis pohon
cepat tumbuh lainnya. Mulai dari penanaman sampai perawatan tanaman umur 2
tahun hanya dibutuhkan biaya sekitar Rp 10 juta per hektar. Biaya akan
bertambah jika lahan yang digunakan adalah lahan sewaan. Pohon jabon sudah
mulai bisa dipanen saat berumur >6 tahun. Dengan jumlah pohon per hektar 600
pohon, diameter pohon dapat mencapai >30 cm dan volume kayu rata-rata per
pohon sebesar 0,38 m3. Apabila harga kayu jabon Rp. 600.000,-/m3,
hasil yang dapat diperoleh sebesar Rp 136 juta per hektar. Keuntungan yang
diperoleh dengan harga jual kayu tersebut tentunya sangat menggiurkan. Namun
demikian, soal harga belum ada patokan khusus. “Harga kayu jabon yang pasti
belum ada,” jelas Atok. Perhitungan keuntungan di atas ini berdasarkan
referensi dari Direktorat Bina Usaha Kehutanan (BUK) Kementerian Kehutanan,
dimana perusahaan (PT. Intraca, Tarakan, Kaltim) sebagai pemanen dan masyarakat
sebagai petani.
Harga Jabon per kubik pada tahun 2009:
1.middle
30-39 Rp 1.000.000
2.middle
40-49 Rp 1.100.000
3.middle 50 up Rp 1.200.000
Harga
ini diprediksi akan mengalami kenaikan seiring dengan tingkat kebutuhan /
permintaan yang tinggi, sedangkan penyediaan kayunya semakin terbatas.
1.3
Pemasaran Kayu Jabon
A. Tujuan Pasar
Jabon saat ini sedang banyak ditanam dan dikembangkan di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa. Di
beberapa daerah lain di Indonesia, jabon masih kurang peminatnya, karena belum
mengetahui prospek usaha, perawatan, pengelolaan lahan dan jalur pemasaran
setelah panen. Pemasaran merupakan hal yang sangat penting dalam bisnis tanaman
Kehutanan saat ini. Beberapa target pasar untuk menjual tanaman jabon yaitu :
1.Tempat Penampungan Kayu (TPK)
Beberapa TPK resmi yang dikelola oleh Kementrian Kehutanan
umumnya telaah siap menerima kayu jabon yang memiliki izin kepemilikan yang sah. Di Provinsi Jawa
Tengah, terdapat beberapa TPK yang
merupakan tempat pemasaran kayu jabon. Harga beli yang ditawarkan kepada petani ditentukan oleh
pasar. Pada akhir tahun 2010 harga kayu
jabon berkisar antara Rp 900.000 –Rp 1.200.000 per m3.
2.Perusahaan Tripleks dan Mebel
Perusahaan hilir yang membutuhkan bahan baku kayu seperti industri tripleks, kayu olahan dan mebel
banyak menampung kayu jabon, meskipun
jumlahnya masih belum sebanyak kayu sengon,
kayu jabon sudah mulai dibutuhkan oleh berbagai industri 49
pengolahan kayu di Pula Jawa, seperti Semarang, Cirebon, Sukabumi dan Cianjur.
3.Perusahaan Kertas
Perusahaan kertas saat ini sangat membutuhkan pasokan bahan
baku dengan semakin berkurangnya pasokan bahan baku dari alam (hutan produksi),
sehingga dalam keadaan mendesak kayu jabon yang berumur 2-3 tahun dapat dipanen
dan dijual ke beberapa perusahaan kertas yang tentu saja keuntungan yang
diperoleh lebih kecil dibandingkan kayu jabon yang dipanen pada saat kondisi
optimal.
B.
Pengolahan Kayu Jabon
1. Kayu Lapis
Kayu lapis merupakan kumpulan berbagai veneer yang direkatkan menjadi satu bagian. Veneer
merupakan lembaran kayu lapis yang dihasilkan dengan cara mengupas atau
menyayat kayu. Struktur kayu jabon tidak memiliki guratan atau garis lingkaran tumbuh
yang jelas dan terlihat oleh mata. Bentuk batang jabon yang agak bulat
memanjang membuat kayu jabon relatif
mudah dibuat veneer tanpa perlakuan pendahuluan. Kumpulan veneer direkatkaan untuk dibuat menjadi kayu lapis. Kayu jabon
yang dapat digunakan sebagai bahan kayu lapis harus memenuhi beberapa
persyaratan diantaranya ;
1. Bentuk batang silindris, bebas cabang,
diameter besar dan serat lurus.
2. Kerapatan kayu 0,4-0,7 gr/cm3 diutamakan 0,5-0,55 gr/cm3
3. Mudah dikupas
4. Mudah dikeringkan
5. Mudah direkat
6. Susut arah lebar kurang dari 6,5%
7. Bebas cacat mata kayu
2. Papan Lamina
Papan lamina merupakan papan yang
direkat dengan lem khusus secara bersama-sama dengan arah serat parallel
menjadi satu unit papan. Kayu lamina banyak digunakan untuk konstruksi
bangunan. Tujuan pembuatan kayu lamina yaitu untuk menciptakan rancang bangun
konstruksi dari kayu utuh yang kering. Tebal lapisan kayu lamina sekitar 20-45
mm. Setelah kering (kadar air 10%), setiap layer ditaburi lem atau perekat pada
kedua sisinya, lalu diberi tekanan menggunakan alat tertentu. Sebelumnya kayu
lamina berasal dari kayu pinus atau kayu conifer (berdaun jarum), namun saat
ini hampir semua jenis kayu dapat dibuat menjadi kayu lamina termasuk kayu
jabon.
3. Pulp dan Kertas
Kayu jabon dapat juga digunakan sebaagai bahan baku
pulp dan kertas. Kelebihan kayu jabon
yaitu memiliki warna kayu yang relatif terang sehingga dalam proses pemutihan
pulp dan kertas tidak memerlukan bahan pemutih yang terlalu banyak. Pembuatan
pulp dan kertas dilakukan dengan teknik pengolahan kimia (kraft process).
Panjang pendeknya serat sangat mempengaruhi kualitas kertas yang dihasilkan.
Serat yang panjang memiliki titik tangkap yang lebih luas
terhadap gaya-gaya yang mengenainya. Oleh karena itu serat panjang dapat
menghasilkan kertas dengan ikatan serat yang kuat sehingga kekuatan kertas
terhadap sobek, tarik, dan lipat menjadi cukup tinggi. Berdasarkan sifat
fisiknya memiliki serat panjang (rata-rata 1,19 mm), sehingga pulp yang
dihasilkan dari kayu jabon memiliki kualitas tinggi.
1.4 Kendala dalam bisnis Jabon (Antocephalus cadamba)
Penyakit jabon (Antocephalus cadamba) sering
menimbulkan kerugian ekonomis . Kerugian yang ditimbulkannya tidak hanya berupa
kehilangan hasil akibat kerusakan tanaman, tetapi juga biaya yang dikeluarkan
dalam upaya pengendaliannya. Oleh karena itu langkah-langkah pengendalian
secara terpadu dan efisien guna memperkecil kerugian akibat penyakit tersebut
perlu dilakukan. Hama
dan penyakit yang umumnya menyerang tanaman jabon dapat dibedakan menjadi dua
kelompok yaitu kelompok pertama hama dan penyakit yang menyerang tanaman jabon
selama dipersemaian dan kelompok kedua yaitu hama dan penyakit yang menyerang
tanaman jabon dilapangan.
Hama yang sering menyerang tanaman
jabon di persemaian antara lain hama semut, bekicot, ulat dan rayap, sedangkan
penyakit yang sering menyerang tanaman jabon di persemaian khususnya pada saat
perkecambahan adalah penyakit Dumping off. Beberapa jenis hama yang menyerang
tanaman jabon di lapangan yaitu : penggerek akar, ulat grayak, pengisap daun,
ulat pemakan daun, ulat api, Achaea sp, belalang,
rayap, tikus. Penyakit yang menyerang tanaman jabon dilapangan diantaranya ;
bercak daun, keriting daun, embun jelaga, embun tepung, busuk akar, busuk hati
dan cacar daun.
PENUTUP
Kesimpulan
Dengan adanya pelarangan penebangan
kayu dari hutan alam dan kebutuhan kayu semakin besar maka jabon merupakan
salah satu alternatif dengan menerapkan hutan rakyat. Jabon memiliki keunggulan
diantaranya biaya penanaman dan perawatan cukup murah selain itu Pertumbuhan pohon jabon
sangat cepat bila dibandingkan dengan jenis kayu keras lainya : Diameter batang dapat tumbuh
berkisar 10 cm/th, Masa produksi jabon yang singkat hanya 4-5 tahun, Berbatang
silinder dengan tingkat kelurusan yang sangat bagus, Tidak memerlukan
pemangkasan karena pada masa pertumbuhan cabang akan rontok sendiri self
pluring.
Dari referensi Direktorat Bina Usaha
Kehutanan (BUK) Kementerian Kehutanan, dimana perusahaan (PT. Intraca, Tarakan,
Kaltim) dalam satu kasus 1 Ha kayu jabon
dapat menghasilkan 136 juta dengan daur 6 tahun. Hal ini sangat menggiurkan sehingga
masyrakat dianjurkan mengusahakannya
untuk kesejahteraan selain itu juga kayu nya dapat menyerap karbon untuk
perbaikan lingkungan.
DAFTAR
PUSTAKA
Halwani,
J.E, dkk. 2011. PROSPEK
PENGEMBANGAN JABON MERAH (Anthocephalus macrophyllus
(Roxb.) Havil), SOLUSI KEBUTUHAN KAYU MASA DEPAN.
Badan Penelitian dan Pengembangan
KehutananBalai Penelitian Kehutanan. Manado
http://i-gist.com/v2/news/detail/20-Pohon-Jabon-Peluang-Usaha-Investasi-Menguntungkan
[25 juni 2013]
Nasa Dono Sapari. budidaya tanaman pohon jabon. http://www.supernasa.com/2012/12/budidaya-tanaman-pohon-jabon.html
[25 juni 2013]
Mansur, I., dan F.D.Tuheteru. 2011. Kayu Jabon. Penebar
Swadaya. Jakarta
Pratiwi. 2003. Prospek
Pohon Jabon Untuk Pengembangan Hutan Tanaman. Buletin Penelitian Kehutanan
4:62-66. Bogor
Halo Bossku ^^
BalasHapusSegera Daftarkan ID di ibu21,com
Menyediakan 8 Permainan Hanya Dengan 1 ID
Serta Tersedia Promo Menarik
Bonus Turn Over Terbesar
Bonus Refferal Seumur Hidup
Minimal Deposit Hanya 25Rb
BBM : csibuqq
WA : +855 88 780 6060
Di Tunggu Kehadirannya Bossku ^^