Oleh : Martin Nababan
NIM : 111201072
Gambaran Umum
NIM : 111201072
BAB I
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Agribisnis merupakan sebuah sistem yang terdiri dari
unsur-unsur kegiatan pra-panen, panen, pasca-panen dan pemasaran. Sebagai
sebuah sistem, kegiatan agribisnis tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya,
saling menyatu dan saling terkait. Terputusnya salah satu bagian akan
menyebabkan timpangnya sistem tersebut. Sedangkan kegiatan agribisnis
melingkupi sektor pertanian, termasuk perikanan dan kehutanan, serta bagian
dari sektor industri. Sektor pertanian dan perpaduan antara kedua sektor inilah
yang akan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang baik secara nasional.
Tanaman hutan adalah
tanaman yang mampu menghasilkan ragam produk yang dapat memanfaatkan dan
mengembangkan keunggulan komparatif atau keunggulan kompetitif. Agribisnis
tanamana hutan memiliki berbagai macam keragaman dan peranan.Namun,didalam
kelembagaan agribisnis ini juga terdapat berbagai macam masalah sehingga harus
diperhatikan berbagai macam upaya yang dilakukan untuk menyelesaikan berbagai
masalah yang ada
Kayu mahoni memiliki karakteristik serta memiliki
ciri-ciri khusus yang hanya terdapat pada jenis kayu itu sendiri. Ciri-ciri
tersebut yang dapat membedakannya dengan jenis kayu tropis yang lainnya.
Karena faktanya, ada beberapa jenis kayu yang memiliki kemiripan satu sama lain
jika dilihat sekilas, baik dari segi warna, tekstur ataupun serat
kayunya. Tetapi dengan benar-benar memahami ciri-ciri khusus yang hanya
dimiliki oleh jenis kayu tertentu maka kita akan bisa membedakannya. Contoh
untuk beberapa jenis kayu yang memiliki kemiripan jika dilihat secara sekilas
adalah seperti kayu jati mirip dengan kayu akasia, kayu mahoni juga bisa dikatakan mirip dengan kayu kamper ataupun
kayu keruing dari Kalimantan serta jenis kayu lainnya
yang paling mendasar
dari ciri-ciri kayu mahoni adalah sebagai berikut:
·
Warna:
bagian teras atau tengah kayu mahoni kebanyakan berwarna merah muda (bisa
dibilang terlihat pucat), tetapi ada juga kayu mahoni yang berwarna merah tua
mirip sekali dengan warna hati. Ini terdapat pada kayu mahoni yang benar-benar
berumur tua, mungkin pohonya tumbuh lebih dari 25 tahun. Sedangkan untuk
gubalnya atau bagian tepi kayu selalu berwarna putih.
- Serat: kayu mahoni memiliki
serat lurus dan terpadu.
- Tekstur: Kayu mahoni memiliki
tekstur halus dan berpori-pori kecil.
Untuk
lebih memahami mengenai ciri-ciri dari kayu mahoni, mungkin bisa lebih
mudah jika dengan mengamati bentuk fisiknya secara langsung.
Kayu mahoni merupakan jenis kayu yang memiliki kualitas
baik, tetapi tingkat ketahanan dan keawetannya sedikit berada di bawah kualitas kayu jati. Kayu ini kurang tahan terhadap rayap sehingga tidak
disarankan untuk penempatan yang bersentuhan secara langsung dengan tanah.
Rumusan
Masalah
Dalam makalah ini
akan dibahas permasalahan mengenai tanaman mahonibagi pengembangan agribisnis
tanaman pangan dan hortikultura, yang diantaranya :
·
Bagaimana peranan tanaman mahoni dalam sistem agribisnis?
·
Permasalahan apa sajakah yang menjadi kendala
tanaman mahoni dalam agribisnis ?
·
Bagaimana cara memperkuat sistem produksi
tanaman mahoni yang ada dalam agribisnis ?
Tujuan
1.
Menambah pengetahuan tentang tanaman mahoni
2.
Membantu bagi
pihak yang membutuhkan .
BAB
II
ISI
Klasifikasi
Kingdom :
Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi :
Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas :
Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo :
Sapindales
Famili :
Meliaceae
Genus :
Swietenia (Tumbuhan berpembuluh) (Menghasilkan biji)
Spesies :
- Swietenia macrophylla (Mahoni daun besar)
- Swietenia mahagoni (Mahoni daun kecil)
(Anonim1, 2010)
Tanaman mahoni merupakan tanaman
tahunan, dengan tinggi rata-rata 5 - 25 m (bahkan ada yang mencapai lebih dari
30 m), berakar tunggang dengan batang bulat, percabangan banyak, dan kayunya
bergetah. Daunnya berupa daun majemuk, menyirip genap, helaian daun berbentuk
bulat telur, ujung dan pangkal daun runcing, tepi daun rata, tulang menyirip
dengan panjang daun 3 - 15 cm. Daun yang masih muda berwarna merah dan setelah
tua jreng..jreng.. bukan sulap bukan sihir, berubah menjadi hijau. Bunga
tanaman mahoni adalah bunga majemuk, tersusun dalam karangan yang keluar dari
ketiak daun.Ibu tangkai bunga silindris, berwarna coklat muda. Kelopak bunganya
lepas satu sama lain dengan bentuk menyerupai sendok, berwarna hijau. Mahkota
bunga silindris, berwarna kuning kecoklatan.Benang sari melekat pada mahkota.Kepala
sari berwarna putih/kuning kecoklatan. Tanaman mahoni ini baru akan berbunga
setelah usia 7 atau 8 tahun. Setelah berbunga, tahap selanjutnya adalah
berbuah. Buah mahoni merupakan buah kotak dengan bentuk bulat telur berlekuk
lima. Ketika buah masih imut berwarna hijau, dan setelah besar berwarna
coklat.Di dalam buah terdapat biji berbentuk pipih dengan ujung agak tebal dan
warnanya coklat kehitaman. Buah yang sudah renta alias tua sekali kulit buahnya
akan pecah dengan sendirinya dan biji-biji pipih itu akan bebas berterbangan
kemana angin meniup. Bila jatuh ke tanah yang cocok akan tumbuh menjadi tanaman
mahoni generasi baru (Anonim3, 2010).
Nama Lokal, Asal Usul
Berdasarkan
klasifikasi ilmiahnya, tanaman ini termasuk dalam keluarga/familia Meliaceae.
Tanaman yang di Indonesia dikenal sebagai mahoni ini mempunyai banyak nama
sesuai dengan daerah atau negaranya. Di Indonesia sendiri tumbuhan berkayu
keras ini mempunyai nama lokal lainnya, yaitu mahagoni, maoni atau moni.Asal
usul tanaman ini dari Hindia Barat dan Afrika (Anonim2, 2010).
Nama
lain dari tanaman mahoni di beberapaNegara :
Bangli
: mahagni
Belanda
: mahok
Perancis
: acajou atau acajou pays
Malaysia
: cheriamagany
Spanyol
: caoba/caoba de Santo/domingo
.
(Anonim4, 2010).
Syarat
Tumbuh Dan Perbanyakan
Tanaman mahoni ini merupakan tanaman
tropis dan banyak ditemukan tumbuh liar di hutan jati dan tempat-tempat lain
yang dekat dengan pantai.Tanaman ini dapat tumbuh dengan subur di pasir payau dekat
dengan pantai.Tanaman ini menyukai tempat yang cukup sinar matahari langsung
(tidak ternaungi). Tanaman ini termasuk jenis tanaman yang tahan banting,
maksudnya... tahan hidup di tanah gersang. Walaupun tidak disirami selama
berbulan-bulan, mahoni masih mampu untuk bertahan hidup.Perbanyakan tanaman
dapat dilakukan dengan biji, bisa juga dengan cangkok atau okulasi. Untuk
tanaman mahoni yang akan digunakan sebagai tanaman obat, maka tidak boleh
diberi pupuk kimia (anorganik) maupun pestisida (Anonim6, 2010)
Diskripsi Buah
Dan Benih
Buah: kering
merekah, umumnya berbentuk
kapsul bercuping 5, keras, panjang 12-15 (-22) cm, abu-abu coklat, halus atau. Bagian luar
buah mengeras, ketebalan 5-7
mm bagian dalam lebih tipis. Dibagian tengah
mengeras seperti kayu, berbentuk kolom dengan 5 sudut yang
memanjang menuju ujung(Anonim2,2010).
Buah akan
pecah mulai dari
ujung atau pangkal pada
saat masak dan
kering. Biji menempel pada kolumela
melalui sayapnya,
meninggalkan bekas yang nyata setelah
benih terlepas. Umumnya setiap buah terdapat 35 -45 biji(Anonim2,2010).
Benih: coklat, lonjong, padat, bagian
atas memanjang melengkapi menjadi
sayap, panjangnya mencapai 7.5-15 cm
dengan extensive air spaces.
Biji disebarkan oleh
angin. Jumlah biji 1800-2500 per kg(Anonim3,2010).
Pembungaan Dan
Pembuahan
Bunga berkelamin
satu dan pohon
berumah satu. Penyerbukan dilakukan
oleh serangga. Hibridisasi sering
terjadi terutama dengan s. Mahagoni apabila species tersebut tumbuh bersama.
Biasanya hanya satu bunga yang menjadi buah, yang lainnya gugurPembentukan bunga
sampai buah masak diperlukan waktu 9 - 12 bulan. Masa
berbunga dan buah terjadi setiap tahun mulai umur 10 - 15 tahun tetapi pembentukan buah akan
Menurun apabila polinator berkurang .
Waktu yang lama dalam pembentukan
buah memungkinkan(Anonim2,2010).
Untuk
menaksir hasil setiap bulan sebelum pemungutan
hasil. Biasanya pembungaan
terjadi ketika pohon menggugurkan daun
atau pada saat daun
baru mulai muncul sesaat
sebelum sebelum musim hujan (anonim1,2010)
Kandungan
Kimia
Mahoni mengandung saponin dan flavonoida (Dalimartha, 2005).
Pemanfaatan
Tanaman mahoni banyak ditemukan di
pinggir-pinggir jalan sebagai pohon pelindung.Pohonnya yang besar cocok untuk
berteduh.Disamping itu karena sifatnya yang tahan panas/hidup di tanah gersang
sehingga tanaman ini tetap bertahan menghiasi tepi jalan di beberapa daerah. Bagi
penduduk Indonesia khususnya Jawa, tanaman ini bukanlah barang baru,
karena sejak jaman penjajahan Belanda mahoni dan rekannya, pohon asan, sudah
banyak ditanam di pinggir jalan sebagai peneduh terutama di sepanjang jalan
Daendels (dari Merak sampai Banyuwangi). Dan sejak 20 tahun terakhir ini,
tanaman mahoni mulai dibudidayakan karena kayunya mempunyai nilai ekonomis yang
cukup tinggi.Kualitas kayunya keras dan sangat baik untuk meubeler, furniture,
barang-barang ukiran dan kerajinan tangan.Sering juga dibuat penggaris karena
sifatnya yang tidak mudah berubah. Kualitas kayu mahoni berada sedikit dibawah
kayu jati sehingga sering dijuluki sebagai primadona kedua (primadona utamanya
tetep jati donk..). Untuk mahoni yang tua kayunya berwarna merah kecoklatan.Ada
beberapa jenis mahoni yaitu mahoni berdaun kecil (Swietenia mahagoni) dan
mahoni berdaun lebar (Swietenia macrophilea).Swietenia mahagoni kualitas
kayunya lebih bagus dibanding Swietenia macrophilea. Sedangkan kelebihan
Swietenia macrophilea adalah lebih cepat tumbuh menjadi besar dan kayunya
lempeng(Anonim4, 2010)..
Pemanfaatan lain dari
tanaman mahoni adalah kulitnya dipergunakan untuk mewarnai pakaian. Kain yang
direbus bersama kulit mahoni akan menjadi kuning dan wantek (tidak luntur). Sedangkan
getah mahoni yang disebut juga blendok dapat dipergunakan sebagai bahan baku
lem (perekat), dan daun mahoni untuk pakan ternak(Anonim2, 2010).
Pemanfaatan mahoni sebagai obat
sudah sejak tahun 70-an. Yang diambil adalah bijinya. Pada waktu itu cara
konsumsinya masih sederhana (tanpa diolah) yaitu dengan menelan langsung
bijinya setelah membuang bagian yang pipih. Konon banyak penyakit yang kabur
setelah diobati dengan biji mahoni ini.Tapi rasanya yang pahit banyak
dikeluhkan.Dewasa ini sejalan dengan semboyan back to nature, pengobatan dengan
bahan-bahan dari alam mulai banyak dilirik. Manusia mulai lebih kreatif
mengolah bahan-bahan dari alam yang akandigunakan sebagai obat. Biji mahoni
sebagai bahan baku obat dikeringkan terlebih dahulu kemudian digiling halus
menjadi serbuk(Anonim3, 2010).
Keunggulan
Salah satu tumbuhan yang memiliki
kualitas terbaik selain jati dengan pola penanaman yang tidak begitu sulit,
serta tanaman ini memiliki mamfaat yang penting dan hampir seluruh bagian
tanaman dapat diolah ,salah satunya
adalah digunakan sebagai tanaman obat oleh masyarakat Indonesia adalah mahoni (Swietenia
mahagoni (L.)Jacq). Ini merupakan salah satu tumbuhan
tradisional Indonesia yang masih belum memiliki acuan informasi yang cukup
lengkap, baik dari segi fitokimia maupun dari segi farmakologi.(Harianja,
2008). Melalui skrining fitokimia senyawa terpenoida serta penelitian terhadap
senyawa fitokimia yang dikandung mahoni (S. mahagoni (L.)Jacq),
tumbuhan ini positif mengandung terpenoida. Adapun penelitian yang sudah pernah
dilakukan pada tumbuhan ini, antara lain: Dari biji buah mahoni (S. mahagoni
(L.)Jacq.)telah berhasil diisolasi beberapa senyawa
triterpenoida. Dimana senyawa triterpenoida yang diisolasi menunjukkan
aktifitas sebagai antihipertensi.Salah satu dari senyawa triterpenoida yang
berhasildiisolasi tersebut yaitu SwietenolideDari kulit batang mahoni (S.
mahagoni (L.)Jacq.)telah berhasil diisolasi senyawa steroida.
(Sitanggang, 1998).Dari daun mahoni (S. mahagoni (L.)Jacq.)telah
berhasil diisolasi senyawa steroida.(Silalahi, 2001).
Di tengah masyarakat, buah mahoni (S.
mahagoni (L.)Jacq.)dikenal dapatmenurunkan tekanan darah
tinggi, antijamur, demam, kurang nafsu makan, rematik, dan masuk angin. Bijinya
dikenal dapat menurunkan kadar gula darah.
Kulit batangnya dikenal dapat mengobati demam
sebagai tonikum dan astringent (Harianja, 2008).
Sedangkan untuk bagian lain dari tanaman
ini seperti daun dan kulit buahnya saja belum pernah ditemukan di masyarakat
untuk dimanfaatkan khasiatnya.Oleh sebab itu, penulis menjadi tertarik untuk
mengisolasi senyawa golongan terpenoida dari kulit buah tumbuhan mahoni (S.
mahagoni (L.)Jacq.)
Tanaman mahoni hampir
sama populernya dengan tanaman sengon sehingga banyak dipilih oleh petani untuk
ditanam di areal hutan rakyat. Berbeda dengan sengon tanaman ini tumbuh lebih
lambat dengan daur 15 – 20 tahun. Pemasaran kayunya juga terbuka lebar baik
untuk konsumsi local, regional, nasional maupun export. Sifat kayunya lebih
kuat dari tanaman sengon sehingga penggunaannya lebih luas sebagai kayu
pertukangan untuk bangunan rumah,jembatan dan sebagainya, disamping untuk
mebel, cabinet, barang bubutan, popor senapan, lantai, dinding hias serta untuk
venire muka. Kayu ini dapat digunakan untuk energi namun kurang baik untuk pulp
dan kertas.
Permasalahan
Berbagai
permasalahan dalam bidang agribisnis selalu muncul mulai yang berkaitan dengan
proses produksi, pascapanen (pengeringan, sortasi, dan lain-lain),penyimpanan,
pengangkutan dan pemasaran. Sejauh ini proses produksi dan penanganan hasil
panen komoditas lebih banyak menekankan pada kemampuandan keterampilan petani
secara individu. Proses yang melibatkan kelembagaan, baikdalam bentuk lembaga
organisasi maupun kelembagaan norma dan tata pengaturan, pada umumnya masih
terpusat pada proses pengumpulan dan pemasaran dalam skala tertentu. Kelembagaan
pertanian dan petani belum terlihat perannya dalam mengatasi permasalahan
tersebut. Padahal fungsi kelembagaanagribisnis sangat beragam, antara lain
adalah sebagai penggerak, penghimpun,penyalur sarana produksi, pembangkit
minat dan sikap, dan lain-lain.
Dalam memenuhi
permintaan konsumen seiring dengan jumlah pertumbuhan manusia setiap tahunnya
yang melonjat tinggi menyebabkan tingkat pasokan kayu mahoni semakim
terbatas tak dapat terhindari, Produktivitas tanaman
mahoni masih belum maksimal yang disebabkan oleh penguasaan teknologi
pengelolaan tanaman hutan yang kurang dan ketrampilan dalam usaha tani. Selain
itu, modal usaha tani terbatas, membutuhkan
lahan yang cukup besar dalam sekali produksi, kurangnya inovasi dalam
mengolah produk, produksi, dan industri pengolahan kayu masih minim jumlahnya.
Nilai hasil produksi tidak sebanding dengan biaya produksi dan mekanisme pasar
biaya pemasaran mendapatkan harga yang melonjat tinggi sehingga mampu
mengurangi jumlah pemasaran konsumen.
Solusi
dalam meningkatkan jumlah produksi maka
diperlukannya lahan dan modal yang cukup besar dengan meningkatkan jumlah
pemasaran secara bertahap,
serta
melakukan pola tanam yang secara bergulir untuk meminimalkan angka kerugian,
melakukan penghematan penggunaan pupuk yang berlebihan dan menambah tenaga
kerja secukupnya sesuai dengan angka pendapatan yang diperoleh. Adapun
penjelesannya sebagai berikut :
Sumberdaya manusia yang
cukup potensial dan belum sama sekali tersentuh dan dimanfaatkan selama ini
adalah potensi para ibu-ibu petani (istri petani). Pemberdayaan perempuan
dilakukan melalui pembentukan kelompok perempuan bidang usaha pemasaran hasil
pengolahan pangan non beras. Usia ibu-ibu yang relatif muda dalam kelompok
perempuan ini (20 – 40 tahun) sangat potensial untuk mendapatkan bimbingan
dalam upaya meningkatkan nilai tambah komersial produk pertanian hasil usaha
pertanian. Peranan kelompok perempuan ini sangat penting dalam mengembangkan
usaha untuk meningkatkan kesejahteraan anggota keluarga.
1.
Strategi Pengembangan Agribisnis Tanaman Hutan
Dalam pengembagan
agribisnis tanaman Hutan
dengan memanfaatkan lahan hutan kemasyarakatan,
organisasi klinik teknologi dan agribisnis menerapkan beberapa strategi
pengembangan
a)
Meningkatkan kapasitas koperasi yang telah dirintis
dengan legalitas (berbadan hukum) dengan unit usaha : Unit Sarana Produksi,
Unit Simpan Pinjam, Unit usaha Peternakan dan Pertanian, Unit Usaha Industri
Kecil
Embrio koperasi yang telah ada, dipercepat untuk
menjadi berbadan hukum dengan organisasi yang ditetapkan sesuai kebutuhan.
Melalui koperasi yang telah berbadan hukum ini akhirnya bisa mendapat bantuan
modal untuk simpan pinjam sebesar 50 juta rupiah dari Dinas Perekonomian Pemda
Gunungkidul. Mendapat kepercayaan dari berbagai pihak (swasta) untuk memasarkan
hasil dan kemudahan mendapat sarana produksi.
b)
Peningkatan kapasitas SDM dengan pelatihan dan
kunjungan/magan
Peningkatan kapasitas SDM
selain untuk meningkatakan kemampuan berorganisasi memperkuat unit koperasi dan
mengelola kelompok, juga pelatihan teknis dalam pembuatan biopestisida,
pelatihan dan kunjungan ke unit industri pengolahan bahan produk pertanian dan kehutanan untuk meningkatkan nilai tambah komersial
bahan pangan bagi perempuan tani dalam pengembangan industri kecil, kunjungan
ke unit pengolahan pupuk organik bagi petani unit usaha pupuk.
c)
Penggunaan teknologi anjuran spesifik lokasi dalam
pengelolaan hutan kemasyarakatan dan pengolahan hasil panen
·
Penggunaan teknologi pola-tanam tumpangsari tanaman mahoni muda
Teknologi pola-tanam tumpangsari untuk mendapatkan pola
tanam yang produktif diarahkan menuju pola integrasi tanaman hutan dengan
memanfaatkan pupuk organik dari kotoran ternak sapi yang telah diolah terlebih
dahulu dan penggunaan benih berkualitas.
·
Penggunaan teknologi pembuatan pupuk organik dan
bio-pestisida
mencukupi kebutuhan usaha tani di hutan kemasyarakatan sebagai penyedia
pupuk kandang. Teknologi pembuatan pupuk organik telah sangat dikuasai kelompok
namun baru diterapkan oleh sebagian anggotanya yang telah memahami pentingnya
kualitas dan efisiensi penggunaan pupuk.
Selain teknologi pengolahan pupuk organik, anggota klinik telah pula
dilatih menerapkan teknologi pembuatan Bio-pestisida untuk mengurangi penggunaan
bahan kimia dan kembali menggunakan pestisda alami dalam pengembangan usaha
agribisnis tanaman pangan.
·
Penggunaan teknologi pembuatan Complete Feed
Introduksi teknologi pembuatan Complete Feed yang
telah dilakukan sejak tahun 2003 melalui kegiatan pengkajian dengan
memanfaatkan limbah panen tanaman hutan seperti telah diterapkan dan dikembangkan oleh
anggota klinik untuk memenuhi kebutuhan tanaman pada musim kemarau.
·
Penggunaan teknologi
pengolahan/pasca panen hasil pertanian
Pengelolaan hutan dengan pola tanam tumpangsari
tanaman pangan dengan tanaman jati mampu memberikan hasil produksi melimpah.
Produksi hasil tanaman
hutan sebagian diolah sebagai bahan produksi untuk meningkatkan nilai tambah komersial.
teknologi pengolahan pasca panen produk pertanian diberikan kepada ibu-ibu
dalam mengembangkan usaha agribisnis. Kegiatan ini mampu memberdayakan peran
perempuan untuk melakukan suatu kegiatan yang produktif yang dapat menambah
pendapatan keluarga dengan membentuk kelompok usaha industri rumah tangga.
pertengahan tahun 2005 kegiatan ini mampu menarik
anggota baru hingga mencapai 20 Permintaan produksi olahan terus meningkat dari
waktu ke waktu. Pemasaran dilakukan di pasar lokal, nasional dan mancanegara
·
Menjalin hubungan
kerjasama dengan berbagai pihak
organisasi klinik telah melakukan jalinan
kerjasama pemasaran dengan berbagai pihak. Kerjasama banyak dilakukan
melalui media temu usaha dan kunjungan/studi banding baik yang datang ke lokasi
maupun pada saat melakukan studi banding keluar. Kerjasama dilakukan dengan swasta dalam
penyediaan sarana produksi untuk unit usaha saprodi.
Meningkatakan inovasi terbaru dari setiap hasil produk yang dibuat, agar
meningkatkan ketertarikan kosumen terhadap
barang yang diproduksi sehingga mampu menyeimbangkan harga pasar dan
angka kerugian yang diperoleh sedikit.
BAB III
PENUTUP
Berbagai permasalahan
dalam bidang agribisnis selalu muncul mulai yang berkaitan dengan proses
produksi, pascapanen (pengeringan, sortasi, dan lain-lain),penyimpanan,
pengangkutan dan pemasaran.
Dalam memenuhi
permintaan konsumen seiring dengan jumlah pertumbuhan manusia setiap tahunnya
yang melonjat tinggi menyebabkan tingkat pasokan kayu mahoni semakim
terbatas tak dapat terhindari, Produktivitas tanaman mahoni masih belum maksimal
yang disebabkan oleh penguasaan teknologi pengelolaan tanaman hutan yang kurang
dan ketrampilan dalam usaha tani. Selain itu, modal usaha tani terbatas,
membutuhkan lahan yang cukup besar dalam
sekali produksi, kurangnya inovasi dalam mengolah produk, produksi, dan
industri pengolahan kayu masih minim
jumlahnya. Nilai hasil produksi tidak sebanding dengan biaya
produksi dan mekanisme pasar biaya pemasaran mendapatkan harga yang melonjat
tinggi sehingga mampu mengurangi jumlah pemasaran konsumen.
Dengan Meningkatkan kapasitas koperasi yang telah
dirintis dengan legalitas (berbadan hukum) dengan unit usaha : Unit Sarana
Produksi, Unit Simpan Pinjam, Unit usaha Peternakan dan Pertanian, Unit Usaha
Industri Kecil. Peningkatan kapasitas SDM dengan pelatihan dan kunjungan/magan.
Penggunaan teknologi anjuran spesifik lokasi dalam pengelolaan hutan
kemasyarakatan dan pengolahan hasil panen seperti : Penggunaan teknologi pola-tanam tumpangsari
tanaman mahoni
muda,
Penggunaan teknologi pembuatan pupuk organik dan bio-pestisida, Penggunaan
teknologi pembuatan Complete Feed, Penggunaan teknologi pengolahan/pasca panen
hasil pertanian, Menjalin hubungan kerjasama dengan berbagai pihak, melakukan
pola tanam yang secara bergulir untuk meminimalkan angka kerugian, melakukan
penghematan penggunaan pupuk yang berlebihan dan menambah tenaga kerja
secukupnya
kalau menggunakan pupuk organik apa berpengaruh besar pada pohon? contohnya pohon tumbuh sedikit lama tapi kuat pohonya dibanding pohon yg memakai pupuk urea cepat tumbuhnya tapi kurang kuat pohonya(disukai rayap), makasih saranya
BalasHapus