Oleh : Suryanto B. Sinaga
NIM : 111201044
Untuk menyimpan buah jeruk, gunakan tempat yang sehat dan bersih dengan temperatur ruangan 8-10 derajat C.
NIM : 111201044
BAB I
PENDAHULUAN
A LATAR BELAKANG.
Jeruk nipis atau limau nipis adalah tumbuhan perdu yang menghasilkan buah dengan nama sama. Tumbuhan ini
dimanfaatkan buahnya, yang biasanya bulat, berwarna hijau atau kuning, memiliki
diameter 3-6 cm, umumnya mengandung daging buah masam, agak
serupa rasanya dengan lemon.
Jeruk nipis, yang sering dinamakan
secara salah kaprah sebagai jeruk limau, dipakai perasan isi buahnya
untuk memasamkan makanan, seperti pada soto. Fungsinya sama dengan cuka. Sebagai bahan
obat tradisional, perasan langsung buah jeruk nipis dipakai sebagai obat batuk,
diberikan bersama dengan kapur untuk menurunkan demam. Perasannya juga dipakai sebagai obat
batuk.
`B. TUJUAN
· Dapat mengenal
tanaman jeruk nipis.
·
Mengetahui pembudidayaan jeruk nipis.
· Untuk
mengetahui berapa besar kelayakan budidaya tanaman jeruk
nipis ini secara finansial.
· Untuk
mengetahui berapa besar kontribusi pendapatan jeruk nipis pada pendapatan keluarga
C. KEGUNAAAN
a.
1.Diharapkan memberikan informasi
tentang kelayakan finansaial pengusahaan jeruk nipis.
b.
2.Untuk memberikan informasi bagi petani
tentang kontribusi pendapatan petani mengenai budidaya jeruk
nipis.
BAB II
PERMASALAHAN
Klasifikasi
Citrus
aurantifolia dikenal dengan nama jeruk nipis. Klasifikasi tanaman ini adalah
sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Klas : Dicotyledonae
Bangsa : Rutales
Famili : Rutaceae
Genu : Citrus
Species : Citrus aurantifolia (Cristm.)
Swingle.
Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) termasuk salah satu
jenis Citrus Geruk. Jeruk nipis termasuk jenis tumbuhan perdu yang banyak
memiliki dahan dan ranting. Tingginya sekitar 0,5-3,5 m. Batang pohonnya
berkayu ulet, berduri, dan keras. Sedang permukaan kulit luarnya berwarna tua
dan kusam. Daunnya majemuk, berbentuk ellips dengan pangkal membulat, ujung
tumpul, dan tepi beringgit. Panjang daunyya mencapai 2,5-9 cm dan lebarnya 2-5
cm. Sedangkan tulang daunnya menyirip dengan tangkai bersayap, hijau dan lebar
5-25 mm.
Bunganya berukuran majemuk/tunggal yang tumbuh di ketiak
daun atau di ujung batang dengan diameter 1,5-2,5 cm. kelopak bungan berbentuk
seperti mangkok berbagi 4-5 dengan diameter 0,4-0,7 cm berwama putih kekuningan
dan tangkai putik silindris putih kekuningan. Daun mahkota berjumlah 4-5,
berbentuk bulat telur atau lanset dengan panjang 0,7-1,25 cm dan lebar 0,25-0,5
cm berwarna putih
Tanaman jeruk nipis pada umur 2,5 tahun sudah mulai berbuah.
Buahnya berbentuk bulat sebesar bola pingpong dengan diameter 3,5-5 cm berwarna
(kulit luar) hijau atau kekuning-kuningan. Tanaman jeruk nipis mempunyai akar
tunggang. Buah jeruk nipis yang sudah tua rasanya asam. Tanaman jeruk umumnya
menyukai tempat-tempat yang dapat memperoleh sinar matahari langsung (CCRC,
2009)
§ Pengendalian Hama dan Penyakit
Pohon
jeruk termasuk tanaman yang rawan terhadap serangan hama dan penyakit. Ada
banyak jenis hama yang suka menyerang pohon jeruk, mulai dari hama perusak daun
dan ranting berupa tungau, ulat tanah yang menyerang akar atau ulat dan
belalang yang dapat merusak buah atau kembang.
Semua
serangan hama dan penyakit dapat dielimenir dengan melakukan pengamatan yang
terus menerus terhadap pohon jeruk atau dengan pencegahan dini dengan
menggunakan fungisida dan insektisida.
Secara umum, beberapa cara pengendalian
Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang dapat dipadukan adalah :
·
Cara Budidaya, yang meliputi ketahanan
varietas, penghancuran tanaman yang terserang dan menjadi sumber penyakit,
tanaman pinggir yang berfungsi sebagai perangkap hama dan sekaligus menjadi
tempat berkembangnya musuh alami, sanitasi, pengairan dan drainase yang baik
dan pemupukan yang sesuai.
·
Cara Biologis, dengan memanfaatkan musuh
alami yang banyak dapat ditemukan di alam.
·
Cara Mekanis, dengan menangkap,
menghancurkan OPT secara mekanis.
·
Cara Peraturan, yaitu dengan karantina
dan peraturan tentang lalu lintas tanaman.
·
Cara Kimiawi, cara ini pilihan terakhir
dalam pengendalian OPT karena beresiko buruk terhadap keamanan manusia dan
kelestarian lingkungan.
§ Umur Panen
Jeruk jenis siam dapat dipanen
pada umur 6 - 8 bulan setelah bunganya mekar, dan pada saat panen, pohon jeruk jenis siam akan memiliki ciri-ciri
fisik sbb :
a.
Kulit buahnya kekuning-kuningan (orange)
b.
Buahnya tidak terlalu keras jika dipegang
c.
Bagian bawah buahnya agak empuk dan bila dijentik dengan jari, bunyinya
tidak nyaring lagi.
d. Beberapa
hal yang perlu diperhatikan pada panen jeruk jenis siam :
e. Waktu
pemetikan hendaknya dilakukan pada saat matahari sudah bersinar, dan tidak
terdapat lagi sisa embun (sekitar pukul 9 pagi sampai sore)
f. Tangkai
buah dikerat dengan gunting pangkas sekitar 1 - 2 cm dari buahnya, dan tangkai
yang terlalu panjang dapat merusak buah lain ketika dimasukkan ke dalam
keranjang.
g. Tiap
pemetik sebaiknya membawa keranjang atau kantong yang dapat digantungkan di
leher sehingga buah jeruk tidak perlu dijatuhkan ke bawah karena buah jeruk
bisa rusak;
h. Untuk
memetik buah pada cabang yang tinggi sebaiknya digunakan tangga.
i.
Dengan cara pemeliharaan yang baik,
produksi jeruk bisa maksimal baik dari sisi kualitas maupun kuantitas. Umur
produktif jeruk bila dipelihara dengan baik bisa mencapai 20 tahun untuk lahan
dataran rendah dan umur 15 untuk dataran tinggi, sedangkan pemanenan buah jeruk
yang baik, satu orang dapat memetik/memanen lebih kurang 50 - 75 kg per hari.
§ Sortasi dan Grading
Buah jeruk yang baru datang dari kebun dibersihkan dari
sisa obat-obatan dan tanah yang menempel dengan cara dicuci dengan air sabun.
Setelah dicuci harus dikeringkan dengan lap kering. Setelah kering buah jeruk
yang jelek, rusak, atau busuk dipisahkan dari buah yang berkualitas baik.
Untuk kesesuaian harga dalam
pemasarannya, jeruk dikelompokkan atas kelas-kelas tertentu (grading) menjadi
sbb :
Kelas
A : berdiameter rata-rata 7,6
cm, sekitar 6 buah per kg
Kelas
B : berdiameter 6,7, sekitar 8
buah per kg
KelasC : berdiameter 5,9
sekitar 10 buah per kg.
Kelas
D : berdiameter 5,8 cm, sekitar
12 - 14 buah per kg
PASCA PEMANENAN
1. Pengumpulan
Di
kebun, buah dikumpulkan di tempat yang teduh dan bersih. Pisahkan buah yang
mutunya rendah, memar dan buang buah yang rusak. Sortasi dilakukan berdasarkan
diameter dan berat buah yang biasanya terdiri atas 4 kelas. Kelas A adalah buah
dengan diameter dan berat terbesar sedangkan kelas D memiliki diameter dan
berat terkecil.
2. Penyortiran dan
Penggolongan
Setelah
buah dipetik dan dikumpulkan, selanjutnya buah disortasi/dipisahkan dari buah
yang busuk. Kemudian buah jeruk digolongkan sesuai dengan ukuran dan jenisnya.
3.
Penyimpanan
Untuk menyimpan buah jeruk, gunakan tempat yang sehat dan bersih dengan temperatur ruangan 8-10 derajat C.
4. Pengemasan
Sebelum pengiriman, buah dikemas di dalam keranjang
bambu/kayu tebal yang tidak terlalu berat untuk kebutuhan lokal dan kardus
untuk ekspor. Pengepakan jangan terlalu padat agar buah tidak rusak. Buah
disusun sedemikian rupa sehingga di antara buah jeruk ada ruang udara bebas
tetapi buah tidak dapat bergerak. Wadah untuk mengemas jeruk berkapasitas 50-60
kg.
BAB III
PEMASARAN
Impor Jeruk
Sekalipun
secara geografis jeruk terdapat di semua propinsi di Indonesia, tetapi untuk
memenuhi kebutuhan dalam negeri, Indonesia masih harus impor buah jeruk.
Kecendungan impor jeruk tersebut dapat diikuti dalam Gambar berikut :
Dari
gambar di atas, dapat terlihat bahwa
impor yang dimulai pada tahun 1990 terus meningkat sampai dengan tahun1994.
Kemudian terus menurun sampai dengan tahun 1996. Menurunnya impor jeruk segar
tersebut merupakan dampak dari kebijakan pemerintah dalam membatasi
pembelanjaan devisa untuk impor buah-buahan
Produksi
Dalam Negeri
Permintaan
terhadap buah jeruk di samping dapat dipenuhi dari jeruk impor, juga dipenuhi
dari produksi dalam negeri. Produksi jeruk secara nasional pada tahun 1995
sebesar 1.004.631 ton.
Produksi
tertinggi dicapai oleh Sulawesi (33,17%), kemudian diikuti secara
berturut-turut oleh Jawa (25,33%), Kalimantan (23,66%), Sumatra (15,31%) dan
kepulauan lainnya sebesar 5,53 persen.
Pada
tahun 1996 telah terjadi penurunan produksi secara nasional, menjadi sebesar
793.810 ton. Penurunan produksi tersebut diduga disebabkan karena iklim kemarau
yang relatif panjang dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Kecenderungan
Permintaan
Dengan
menggunakan besaran konsumsi perkapita sebesar 0.017 kg per minggu pada tahun
1990 dan 0,050 kg per minggu pada tahun 1996, maka konsumsi jeruk penduduk
Indonesia naik dari 3.047 ton pada tahun 1990 menjadi 9.917 ton pada tahun
1996.
Peluang pasar domestik lebih menitik
beratkan untuk keperluan konsumsi rumah tangga, supermarket, hotel dan restoran
serta industri olahan. Untuk konsumsi rumah tangga dan restoran pada tahun 1996
mencapai 9.917 ton per minggu. Konsumsi ini akan terus meningkat seiring dengan
peningkatan jumlah penduduk. Berdasarkan anjuran FAO, untuk memenuhi kebutuhan
buah-buahan per kapita pertahun minimal 60 kg. Atas dasar anjuran FAO tersebut
maka konsumsi buah-buahan di Indonesia masih sangat rendah yakni hanya 27,2 Kg
perkapita per tahun.
Peluang
Ekspor
Indonesia berpotensi dan berpeluang
untuk melakukan ekspor komoditas buah-buahan tropis seperti buah mangga, nanas,
manggis dan jeruk. Ekspor jeruk mengalami perkembangan yang cukup
menggembirakan di era tahun delapan puluhan. Pada tahun sembilan puluhan
mengalami penurunan yang sangat drastis, penurunan ekspor tersebut sebagai
akibat adanya penyakit CVPD yang menyerang sebagian besar tanaman jeruk di
sentra-sentra produksi di Indonesia.
Penetapan
Harga
Harga
jual jeruk ditetapkan berdasarkan pola kemitraan usaha yang closed system,
dimana petani peserta proyek/plasma diharuskan menjual hasil produksi jeruk
kepada pihak inti (mitra) dengan harga yang disepakati melalui nota
kesepakatan/perjanjian kerjasama dengan berpedoman pada harga pasar dan atau
berpatokan pada biaya produksi ditambah keuntungan petani sebesar 10% dari
biaya produksi. Hal ini dimaksudkan untuk memperbesar margin pasar yang dapat
dinikmati oleh petani, yang selama ini hanya menikmati 22 - 29% dari harga yang
dibayar oleh konsumen. Untuk jeruk hasil produksi di lahan basah (dataran
rendah) harga jual ditingkat petani yang digunakan sebagai dasar perhitungan
dalam aspek keuangan dibedakan atas 3 grade yaitu grade A Rp 2.100 per kg,
grade B Rp 2.000 per kg dan grade C Rp 1.250 per kg.
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Tanaman Citrus aurantifolia
(Cristm.) Swingle dikenal di pulau Sumatra dengan nama Kelangsa (Aceh), di
pulau Jawa dikenal dengan nama jeruk nipis (Sunda) dan jeruk pecel (Jawa), di
pulau Kalimantan dikenal dengan nama lemau nepi, di pulau Sulawesi dengan nama
lemo ape, lemo kapasa (Bugis) dan lemo kadasa (Makasar), di Maluku dengan naman
puhat em nepi (Buru), ahusi hisni, aupfisis (Seram), inta, lemonepis,
ausinepsis, usinepese (Ambon) dan Wanabeudu (Halmahera) sedangkan di Nusa
tenggara disebut jeruk alit, kapulungan, lemo (Bali), dangaceta (Bima),
mudutelong (Flores), mudakenelo (Solor) dan delomakii (Rote). Sinonim : Limonia
aurantifolia Christm., Limon spinosum Mill., Citrus limonia
Osbeck, Citrus lima Luman, Citrus spinosissima G.F.W. Meyer, Citrus acida
Roxb., Citrus aurantium
Jeruk nipis termasuk salah satu jenis
citrus Geruk. Jeruk nipis termasuk jenis tumbuhan perdu yang banyak
memiliki dahan dan ranting. Tingginya sekitar 0,5-3,5 m. Batang pohonnya
berkayu ulet, berduri, dan keras. Sedang permukaan kulit luarnya berwarna tua
dan kusam. Daunnya majemuk, berbentuk ellips dengan pangkal membulat, ujung
tumpul, dan tepi beringgit. Panjang daunyya mencapai 2,5-9 cm dan lebarnya 2-5
cm.
Umur Panen
Jeruk jenis siam dapat dipanen
pada umur 6 - 8 bulan setelah bunganya mekar, dan pada saat panen, pohon jeruk jenis siam akan memiliki ciri-ciri
fisik sbb :
·
Kulit buahnya kekuning-kuningan (orange)
·
Buahnya tidak terlalu keras jika dipegang
·
Bagian bawah buahnya agak empuk dan bila dijentik dengan jari, bunyinya
tidak nyaring lagi.
RENDEMEN
BAGIAN
JERUK
|
PRODUK
INDUSTRI
|
RENDEMEN
|
Daging Buah Masak
|
Orange Juice
|
88% – 98%
|
Kulit Jeruk
|
Minyak Astiri :
ü Sweet
orange oil (Citrus sinensis)
ü Lime
oil (Citrus aurantifolia)
ü Lemon
oil (Citrus limon)
ü Mandarin
oil (Citrus reticulata)
ü Tangerine
oil (Citrus tangerina)
ü Bitter
orange oil (Citrus aurantium)
ü Grapefruit
oil (Citrus paradisi)
ü Bergamot
oil (Citrus bergamia)
ü Yuzu
oil (citrus junos)
|
0.3% – 0.7%
0.2% - 0.35%
0.35% - 0.65%
0.3 – 0.7%
0.09 – 0.2%
0.15% - 0.33%.
0.06% - 0.085%
0.45% - 0.65%
0.09% - 0.12%
|
Daun Jeruk
|
Minyak Astiri :
ü Kaffir
lime oil (Citrus hystrix)
|
0.5% - 0.8%
|
Bunga Jeruk
|
Minyak Astiri :
ü Neroli
oil (Citrus aurantium)
ü Petitgrain
oil (Citrus aurantium)
|
0.07% - 0.12%
0.2% - 0.3%
|
B.
SARAN
Setelah membaca makalah diatas, kita
dapat mengetahui cara budidaya tanaman jeruk nipis. Dan dapat meningkatkan
kualitas produksi yang dihasilkan maka diharapkan perlu adanya perhatian khusus
dalam hal proses pengolahan jeruk nipis.
DAFTAR
PUSTAKA
Cancer Chemoprevention Research Center (CCRC)
. 2009. Jeruk Nipis (Citrus aurantiifolia). Fakultas Farmasi
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. http://ccrcfarmasiugm.wordpress.com/
Kemal
Prihatman. 2008. Budidaya Jeruk. Sistim Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan, BAPPENAS Jakarta, Februari 2000. http://otrad.multiply.com/journal/item/3
Ferguson.2002.Medicinal
Use of Citrus Scienses departmenr.Cooperative extension services Institute of Food Agricultural Science,
University of Florida, Gainesville (on
line),http://edis.ifas.ufl.edu/body Chi 96.
keren pa
BalasHapusTerimakasih sedang cari bahasan Jeruk Nipis untu pertimbangan budidaya... salam www.masterpuring.blogspot.com
BalasHapuspunya lahan jeruk nipis,siap sediakan berapapun banyak nya.cari mitra bisnis hub tlfon WA 081533787716
BalasHapusDedi Sumadi kisah nyata anda apa hubungannya dengan jeruk nipis?
BalasHapusSaya tak percaya kalaupun kisah nyata ini benar adanya artinya orang yang anda sebut habib itu bukanlah kyai tetapi sebangsa dukun yang berteman dengan jin, kalau lah pada jalan yang diridhoi Allah tentu dengan jalan yang wajar seperti membudi daya sesuatu tanaman atau suatu bisnis yang kemajuannya dapat dilihat dalam waktu 2 -3 tahun bahkan lebih, artinya yang instan hanya dalam semalam atau 2 hari itu bukan lah berada pada jalan yang benar namun sayangnya dalam kisahnya nama Allah dibawa-bawa, inilah letak kesalahannya.
BalasHapus