Oleh : Desi Natarina Sembiring
NIM : 111201074
Jabon (Antocephalus cadamba) merupakan tanaman yang mudah tumbuh dan tidak memerlukan banyak perlakuan khusus dalam budidayanya. Hambatan yang mungkin muncul dalam budidaya jabon adalah serangan hama yang pada umumnya menyerang di persemaian. Hama yang sering menyerang tanaman jabon di persemaian antara lain hama semut, bekicot, ulat dan rayap, sedangkan penyakit yang sering menyerang tanaman jabon di persemaian khususnya pada saat perkecambahan adalah penyakit Dumping off. Antisipasi dapat dilakukan penyemprotan pestisida hingga umur bibit 3 bulan. Setelah itu daunnya sudah banyak tumbuh dan tidak akan habis bila terserang oleh hama.
NIM : 111201074
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam pembangunan ekonomi,
industrialisasi merupakan salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk
menciptakan pemerataan pembangunan sehingga bisa dirasakan oleh semua
masyarakat, baik meningkatkan kesempatan kerja dan pemerataan pendapatan serta
mampu mengurangi perbedaan kemampuan antar daerah.
Industrialisasi dibidang kehutanan merupakan salah satu industri yang
memikili peluang bisnis yang cukup menjanjikan. Hal ini disebabkan oleh terus
meningkatnya permintaan pasar akan hasil hutan khususnya dibidang perkayuan. Kayu
merupakan salah satu sumberdaya alam yang saat ini mulai mengkhawatirkan banyak
orang, baik ditingkat pemerintah maupun tingkat pemerhati lingkungan. Besarnya
tingkat kebutuhan kayu untuk industri yang mencapai lebih dari 35 juta m3 per
tahunnya, menjadikan kayu sebagai barang komoditas yang memiliki nilai jual
cukup tinggi. Tak heran bila saat ini harga jual kayu dipasaran cukup mahal,
sehingga beberapa orang kini mulai sadar untuk membudidayakan berbagai macam
jenis kayu untuk mengimbangi besarnya permintaan pasar yang ada saat ini.
Dari berbagai macam jenis kayu yang ada di Indonesia, saat ini Jabon (Antocephalus
cadamba) menjadi salah satu jenis tanaman yang paling diminati para petani.
Pertumbuhannya yang lebih cepat dari tanaman kayu lainnya dan besarnya minat
pasar terhadap jenis kayu ini, membuat para petani lebih tertarik
membudidayakan jenis kayu tersebut sebagai salah satu peluang usaha yang mereka geluti.
Pohon Jabon (Anthocepalus cadamba) adalah peluang usaha dan
investasi menguntungkan, merupakan tanaman bahan baku industri yang
sangat berkualitas bahkan jika dibandingkan dengan tanaman/pohon albaziah atau sengon. yang saat ini masih merupakan bahan baku dasar yang
umum digunakan pada industri-industri kayu olahan, seperti: plywood,
blockboard, particle board, hingga peti kemas.
Jabon (Antocephalus cadamba) merupakan salah satu jenis kayu yang
pertumbuhannya sangat cepat dan dapat tumbuh subur di hutan tropis dengan
ekologi tumbuh pada ketinggian 10-2000m dpl, curah hujan 1250-3000m/th,
perkiraan suhu 10 ºC - 40 ºC dan kondisi tanah dengan PH 4,5 - 7,5.
Dibawah ini merupakan klasifikasi dari tanaman jabon (Anthocephalus cadamba)
Kingdom: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida Ordo: Rubiales
Famili: Rubiaceae
Genus: Anthocephalus
Spesies: Anthocephalus cadamba (Roxb.) Miq.
Spesies: Anthocephalus cadamba (Roxb.) Miq.
Ciri dan karakteristik batang jabon
memiliki permukaan kayu licin serta arah tegak lurus, berwarna putih kekuningan
mirip meranti kuning, batang mudah dikupas, dikeringkan, direkatkan, bebas dari
cacat mata kayu dan susutnya rendah.
Jabon (Anthocephalus cadamba)
merupakan tanaman yang mudah tumbuh dan berkembang tidak memerlukan perlakuan
khusus dalam budidayanya, dan tergolong tanaman yang tahan terhadap hama
penyakit. Pertumbuhan jabon (Anthocephalus
cadamba) sangat cepat dibandingkan dengan kayu keras lainnya termasuk bila
dibandingkan dengan sengon albazia. Tanaman jabon (Anthocephalus cadamba) tergolong tumbuhan pionir sebagaimana
sengon. Ia dapat tumbuh di tanah liat, tanah lempung podsolik cokelat, atau
tanah berbatu. Sejauh ini jabon (Anthocephalus
cadamba) bebas serangan hama dan penyakit, termasuk karat tumor yang kini
banyak menyerang sengon.
Rumusan Masalah
1.1.
Karateristik Jabon (Anthocephalus cadamba) dan
Keunggulannya
1.2.
Peluang Bisnis Jabon (Anthocephalus cadamba)
1.3.
Kendala dalam Bisnis Jabon (Anthocephalus cadamba)
BAB II
ISI
2.1.
Karateristik Jabon (Anthocephalus cadamba) dan Keunggulannya
Jabon (Antocephalus
cadamba) merupakan salah satu jenis kayu yang pertumbuhannya sangat cepat
dan dapat tumbuh subur di hutan tropis. Tanaman Jabon (Antocephalus cadamba) dapat tumbuh pada ketinggian 10 – 2000 mdpl
serta curah hujan berkisar 1250 – 3000 m/thn. Suhu yang dibutuhkan tanaman
jabon (Antocephalus cadamba) adalah
10ºC- 40ºC dengan PH tanah antara 4,5-7,5.
Saat ini jabon
(Antocephalus cadamba) menjadi andalan industri perkayuan, termasuk
kayu lapis, karena jabon memiliki
beberapa keunggulan di bandingkan dengan tanaman kayu rimba lainnya. Selain
daya tumbuhnya yang sangat cepat, tingkat kelurusannya juga tinggi, berbatang
silinder dan cabang yang ada pada masa pertumbuhan akan rontok dengan
sendirinya ketika pohon meninggi. Sifat ini menguntungkan karena tidak
memerlukan pemangkasan. Kayunya berwarna putih agak kekuningan tanpa terlihat
serat sangat baik dipergunakan untuk pembuatan kayu lapis playwood, mebeler,
bahan bangunan non kontruksi, maupun kayu gergajian. Tanaman Jabon (Antocephalus cadamba) menpunyai usai optimal berkisar 12 tahun
tetapi pada usia 6 8 tahun sudah dapat di tebang 30 up. Diameter batang jabon
dapat mencapai 10 cm/thn dengan masa produksi yang singkat yaitu hanya 4-5
tahun.
Jabon (Antocephalus
cadamba) merupakan tanaman yang mudah tumbuh dan
berkembang dan tidak memerlukan perlakuan khusus dalam budidayanya, serta tergolong tanaman yang tahan terhadap hama
penyakit. Pertumbuhan Jabon (Antocephalus
cadamba) sangat cepat dibandingkan
dengan kayu keras lainnya termasuk bila dibandingkan dengan sengon albazia.
Jabon (Antocephalus cadamba) ergolong tumbuhan pionir yang dapat tumbuh di
tanah liat, tanah lempung podsolik cokelat, atau tanah berbatu. Sejauh ini jabon (Antocephalus cadamba) bebas serangan
hama dan penyakit, termasuk karat tumor yang kini banyak menyerang sengon.
2.2.
Peluang Bisnis Jabon (Antocephalus
cadamba)
Di Indonesia, kayu merupakan komoditas yang sangat penting karena bukan
hanya untuk keperluan domestik, tetapi juga untuk keperluan ekspor. Kayu
diperjualbelikan dalam bentuk kayu bulat, maupun hasil olahannya, seperti kayu
gergajian, kayu lapis, papan partikel, moulding, dan kertas. Ekspor kayu bulat
sebenarnya telah lama dilarang oleh pemerintah. Ekspor kayu bulat yang berasal
dari hutan-hutan alam memang akan mendorong kerusakan hutan yang lebih cepat,
tetapi jika penerapannya pada hutan-hutan tanaman baru (termasuk hutan rakyat),
pembukaan kembali izin ekspor kayu bulat juga akan mendongkrak harga kayu
Indonesia. Dengan demikian, investasi pada hutan rakyat akan semakin memberikan
menguntungkan yang menjanjikan.
Bisnis jabon (Antocephalus cadamba)
merupakan bisnis yang memiliki peluang usaha dan investasi yang
menguntungkan karena kayu yang dihasilkan tanaman jabon merupakan bahan
industri yang sangat berkualitas jika dibandingkan dengan kayu tanaman albaziah
atau sengon. Kayu jabon (Antocephalus cadamba)
saat ini sangat diminati sehingga menjadi bahan baku dasar yang umum
digunakan pada indusrti kayu olahan seperti plywood, blockboard, particle
board, hingga peti kemas.
Hal ini dikarenakan semenjak tahun 2002, sebuah organisasi internasional
di bidang industri perkayuan atau International Trade of Timber Organization
(ITTO) mengeluarkan persyaratan bahwa kayu-kayu tropika tidak boleh diekspor
kecuali kayu tersebut diolah terlebih dahulu.
Industri perkayuan dalam bentuk plywood ini mengakibatkan permintaan akan kayu semakin tinggi. Industri kayu memiliki skema produksi yang unik, dimana arus outputnya lebih besar daripada arus inputnya. Penyediaan bahan baku yang relatif lama menjadi faktor kendalanya.
Industri perkayuan dalam bentuk plywood ini mengakibatkan permintaan akan kayu semakin tinggi. Industri kayu memiliki skema produksi yang unik, dimana arus outputnya lebih besar daripada arus inputnya. Penyediaan bahan baku yang relatif lama menjadi faktor kendalanya.
Agribisnis Jabon, berupaya menjawab tantangan industri perkayuan
khususnya plywood tersebut. Kondisi ini dikarenakan usia panen tanaman jabon
yang relatif singkat untuk ukuran tanaman kayu. Jabon dapat dipanen pada umur 6
s/d 7 tahun. Sehingga, tanaman jabon merupakan alternatif yang paling tepat
sebagai bahan baku plywood atau industri perkayuan sejenis.
Nilai Ekonomi Jabon
Budidaya tanaman jabon (Antocephalus
cadamba) akan memberikan keuntungan yang sangat menggiurkan apabila dikerjakan
secara serius dan benar. Tanaman jabon (Antocephalus
cadamba) yang dipanen pada usia 5-6- tahun dengan asumsi harga terendah dan
batang terkecil, setiap batang jabon (Antocephalus cadamba) diperoleh tinggi
batang rata-rata yang bisa terjual adalah 12 m dengan diameter batang rata-rata
40 -50 cm. Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan, maka tiap batang pohon jabon (Antocephalus cadamba) menghasilkan kayu yang bisa dijual sebanyak
1,5 kubik, sedangkan harga perkubik saat ini Rp 1.000.000,- Jadi harga 1 batang
pohon usia 8-10 tahun minimal seharga Rp 1.500.000.
Jika asumsi harga jual pohon Jabon (Antocephalus
cadamba) usia 6 - 7 tahun per-batangnya adalah Rp.1.000.000,-
per-batangnya, maka dalam 1 Hektarnya kita dapat menghasilkan uang sebesar.
• jarak tanam 4 x 4 meter = 625 batang pohon x Rp 1.000.000 = Rp 625.000.000
• jarak tanam 3 x 4 meter = 825 batang pohon x Rp 1.000.000 = Rp 825.000.000
• jarak tanam 3 x 3 meter = 1.000 batang pohon x Rp (2 tahap) = Rp 865.000.000
Seratus jutaan lebih pertahun merupakan hasil yang fantastis dibandingkan dengan modal yang dikeluarkan dan tanpa perawatan yang sulit.
• jarak tanam 4 x 4 meter = 625 batang pohon x Rp 1.000.000 = Rp 625.000.000
• jarak tanam 3 x 4 meter = 825 batang pohon x Rp 1.000.000 = Rp 825.000.000
• jarak tanam 3 x 3 meter = 1.000 batang pohon x Rp (2 tahap) = Rp 865.000.000
Seratus jutaan lebih pertahun merupakan hasil yang fantastis dibandingkan dengan modal yang dikeluarkan dan tanpa perawatan yang sulit.
Tingginya Permintaan Kayu Jabon (Antocephalus cadamba)
Terus meningkatnya permintaan pasar akan hasil hutan kayu membuat bisnis
jabon sangat tepat untuk dikembangkan. Saat ini banyak sekali penyerap kayu jabon (Antocephalus cadamba) diantaranya kayu lapis, industri mebel,
pulp, mainan anak-anak, peti buah, alas sepatu, korek api, tripleks, mebel,
bahan bangunan non konstruksi, dan banyak lagi yang lainnya. Selain itu kayu
jabon (Antocephalus cadamba) juga
sangat mudah dibuat vinir dengan sudut kupus920 dan ketebalan 1,5 mm.
Menanam jabon
(Antocephalus cadamba) bagaikan menanam emas, sebab kebutuhan kayu
jabon akan terus meninggi, karena saat ini pemerintah melarang penggunaan kayu
bulat hasil tebangan hutan alam, akibatnya banyak industri tutup akibat
kekurangan pasokan kayu, jadi pada masa mendatang, besar kemungkinan harga kayu
jabon akan semakin meningkat terus.
Beberapa target pasar untuk menjual tanaman jabon yaitu
:
1. Tempat Penampungan Kayu
(TPK)
Beberapa TPK resmi yang dikelola oleh Kementrian
Kehutanan umumnya telaah siap menerima kayu jabon yang memiliki izin kepemilikan
yang sah. Di Provinsi Jawa Tengah, terdapat beberapa TPK yang merupakan tempat
pemasaran kayu jabon. Harga beli yang ditawarkan kepada petani ditentukan oleh
pasar. Pada akhir tahun 2010 harga kayu jabon berkisar antara Rp 900.000 – Rp 1.200.000 per m3.
2. Perusahaan Tripleks dan
Mebel
Perusahaan hilir yang membutuhkan bahan baku kayu
seperti industri tripleks, kayu olahan dan mebel banyak menampung kayu jabon,
meskipun jumlahnya masih belum sebanyak kayu sengon, kayu jabon sudah mulai
dibutuhkan oleh berbagai industry pengolahan kayu di Pula Jawa, seperti
Semarang, Cirebon, Sukabumi dan Cianjur.
3. Perusahaan Kertas
Perusahaan kertas saat ini sangat membutuhkan pasokan
bahan baku dengan semakin berkurangnya pasokan bahan baku dari alam (hutan
produksi), sehingga dalam keadaan mendesak kayu jabon yang berumur 2-3 tahun
dapat dipanen dan dijual ke beberapa perusahaan kertas yang tentu saja
keuntungan yang diperoleh lebih kecil dibandingkan kayu jabon yang dipanen pada
saat kondisi optimal.
2.3.
Kendala Dalam Bisnis Jabon (Antocephalus cadamba)
Jabon (Antocephalus cadamba) merupakan tanaman yang mudah tumbuh dan tidak memerlukan banyak perlakuan khusus dalam budidayanya. Hambatan yang mungkin muncul dalam budidaya jabon adalah serangan hama yang pada umumnya menyerang di persemaian. Hama yang sering menyerang tanaman jabon di persemaian antara lain hama semut, bekicot, ulat dan rayap, sedangkan penyakit yang sering menyerang tanaman jabon di persemaian khususnya pada saat perkecambahan adalah penyakit Dumping off. Antisipasi dapat dilakukan penyemprotan pestisida hingga umur bibit 3 bulan. Setelah itu daunnya sudah banyak tumbuh dan tidak akan habis bila terserang oleh hama.
Kendala juga dapat datang dari segi pengangkutan kayu jabon (Antocephalus cadamba), dimana
seringkali pengangkutan kayu jabon (Antocephalus
cadamba) terkendala akibat waktu
pengangkutan yang dibutuhkan relative lama. Hal ini dapat menyebabkan konsumen
merasa kecewa khususnya pihak yang menjadikan jabon (Antocephalus cadamba) sebagai
bahan baku produknya. Karena pengangkutan kayu jabon (Antocephalus cadamba) dari
produsen terkendala akibatnya penyediaan bahan baku produknya juga terganggu.
PENUTUP
Kesimpulan
Industrialisasi dibidang kehutanan merupakan salah satu industri yang
memikili peluang bisnis yang cukup menjanjikan. Hal ini disebabkan oleh terus
meningkatnya permintaan pasar akan hasil hutan khususnya dibidang perkayuan.
Saat ini tanaman kehutanan yang sedang digemari dalam dunia bisnis adalah jabon
(Antocephalus cadamba).
Menanam jabon menjadi peluang usaha yang sangat menjanjikan mengingat
kebutuhan kayu akan terus meningkat, karena saat ini pemerintah melarang
penggunaan kayu bulat hasil tebangan hutan alam, akibatnya banyak industri
tutup akibat kekurangan pasokan kayu, jadi pada masa mendatang kebutuhan dan
harga kayu jabon akan semakin meningkat terus.
Pohon Jabon (Anthocepalus cadamba) adalah peluang usaha dan
investasi menguntungkan, merupakan tanaman bahan baku industri yang
sangat berkualitas bahkan jika dibandingkan dengan tanaman/pohon albaziah atau sengon. yang saat ini masih merupakan bahan baku dasar yang
umum digunakan pada industri-industri kayu olahan, seperti: plywood,
blockboard, particle board, hingga peti kemas.
DAFTAR PUSTAKA
Darwo, 1994. Studi
Pendahuluan Pembuatan Batang Korek Api dari Jabon. Buletin Penelitian
Kehutanan 10 (1) : 13 – 29. BPK Pematang Siantar.
Irdika, Mansur dan Faisal, D. T. Kayu Jabon. Penerbit Penebar Swadaya.
Jakarta.
Krisnawati, H dan Markku K., 2011. Anthochepalus cadamba Miq. Ecology,
Silviculture and Productivity. Center for International Forestry Research
(CIFOR). Bogor.
Listyanto, 2010. Budidaya
Tanaman Jabon (Anthocephalus cadamba Miq)
Menggunakan Bio P 2000 Z. Seri Kehutanan PT. Alam Lestari Maju Indonesia.
Mansur, I. dan
FD. Tuheteru, 2010. Kayu Jabon.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Nair, K.S.S., 2000. Insect Pest and Disease in Indonesian Forest. Center for
International Forestry Research (CIFOR). Bogor.
Pratiwi, 2003. Prospek
Pohon Jabon untuk Pengembangan Hutan Tanaman. Buletin Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Vol. 4 No. 1 Tahun
2003, Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Jakarta.
Redaksi Trubus, 2010. Jabon Jagoan Kayu Produktif. PT. Trubus Swadaya. Jakarta.
Sapulete, E., Kapisa, N., 1994. Informasi Teknis Tanaman Jabon (Anthocephalus cadamba Miq). Buletin
Penelitian Kehutanan 10 (3) : 183 – 195. BPK Pematang Siantar.
Sedijoprapto, EI dan AR. Dewi, 2001. Arboretum Manggala Wanabakti: Tanaman
Delegasi WFC VIII, Tinjauan Literatur. Badan Pengelola Gedung Manggala
Wanabakti Pusdokinfo, Museum dan Taman Hutan. Jakarta.
Wang B and Y.-L.Qiu. 2006. Phylogenetic distribution and evolution of
mycorrhizasin land plants. Mycorrhiza 16: 299–363
Terimakasih tulisannya, sangat memberikan referensi yang baik bagi kami
BalasHapus