Jumat, 21 Juni 2013


Oleh: Agus Triono Naibaho
NIM: 111201057

PENDAHULUAN
Latar Belakang
            Buah merupakan hasil perkembangbiakan generatife pada pohon. Buah memiliki daging yang mengandung karbohidrat yang tinggi. Oleh karena itu, buah banyak dimanfaatkan untuk bahan pangan, contohnya adalah buah sukun.
Sukun tergolong tanaman tropik sejati, tumbuh paling baik di dataran rendah yang panas. Tanaman ini tumbuh baik di daerah basah, tetapi juga dapat tumbuh di daerah yang sangat kering asalkan ada air tanah dan aerasi tanah yang cukup. Sukun bahkan dapat tumbuh baik di pulau karang dan di pantai. Di musim kering, disaat tanaman lain tidak dapat atau merosot produksinya, justru sukun dapat tumbuh dan berbuah dengan lebat. Tidak heran, jika sukun dijadikan sebagai salah satu cadangan pangan nasional. Sukun dapat dijadikan sebagai pangan alternatif karena keberadaannya tidak seiring dengan pangan konvensional (beras), artinya keberadaan pangan ini dapat menutupi kekosongan produksi pangan konvensional (Pitojo, 1999).
            Sukun dapat dijadikan sebagai pangan alternatif karena keberadaannya tidak seiring dengan pangan konvensional (beras), artinya keberadaan pangan ini dapat menutupi kekosongan produksi pangan konvensional. Sukun dapat dipakai sebagai pangan alternatif pada bulan-bulan Januari, Pebruari dan September, dimana pada bulan-bulan tersebut terjadi paceklik padi. Musim panen sukun dua kali setahun. Panen raya bulan Januari - Februari dan panen susulan pada bulan Juli – Agustus (Winarno dkk., 1980).
            Sukun mempunyai komposisi gizi yang relatif tinggi. Dalam 100 gram berat basah sukun mengandung karbohidrat 35,5%, protein 0,1%, lemak 0,2%, abu 1,21%, fosfor 35,5%, protein 0,1%, lemak 0,2%, abu 1,21%, fosfor 0,048%, kalsium   0,21%,   besi  0,0026%,   kadar   air   61,8%   dan   serat   atau   fiber 2%
(Koswara, 2006).
Sukun di Indonesia kebanyakan dikonsumsi dalam bentuk olahan baik digoreng maupun direbus dari buah yang masih mentah. Buah sukun umumnya dikonsumsi setelah digoreng seperti talas dan adakalanya direbus atau dibuat keripik. Di Maluku, buah sukun sering dibakar utuh, kemudian baru dikupas dan dipotong-potong untuk dijadikan kolak, demikian pula yang dilakukan oleh penduduk Tahiti. Diversifikasi produk dari sukun masih sangat terbatas, padahal sukun merupakan salah satu komoditas yang mudah rusak, sehingga harga sukun relatif murah (Harsanto, 1986).
Keterbatasan pemanfaatan buah sukun di Indonesia disebabkan kurangnya informasi tentang komoditi sukun. Padahal komoditi ini sangat potensial sebagai usaha untuk meningkatkan keanekaragaman makanan pokok, terutama penduduk Indonesia yang makanan pokoknya beras.


Tujuan
            Untuk menganalisis hasil pertanian yang dapat dijadikan sebagai salah satu usaha agribisnis.


PEMBAHASAN
Manfaat Ekonomi Buah Sukun
            Pohon sukun umumnya adalah pohon tinggi, dapat mencapai 30 m, meski umumnya di pedesaan hanya belasan meter tingginya. Hasil perbanyakan dengan klon umumnya pendek dan bercabang rendah. Batang besar dan lurus, hingga 8 m, sering dengan akar papan (banir) yang rendah dan memanjang (Angkasa dan Nazanuddin, 1994).
            Pohon sukun (Artocarpus altilis) merupakan jenis tanaman yang memiliki banyak manfaat. Selain kayunya yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan maupun dibuat papan kayu yang kemudian dikilapkan. Daun sukun yang telah kuning dapat dibuat minuman untuk obat penyakit tekanan darah tinggi dan kencing manis, karena mengandung  phenol,  quercetin dan champorol dan juga dapat digunakan sebagai bahan ramuan obat penyembuh kulit yang bengkak atau gatal.  Getah sukun dapat dibuat menjdi lateks. Pohon sukun memiliki buah yang berpotensi ekonomi yang tinggi bila dapat diolah lebih lanjut. Buah sukun memiliki kadar gizi yang tinggi. Berikut ini kadar gizi yang terkandung pada buah sukun :
Komposisi kimia dan zat gizi buah sukun per 100 gram buah 
Unsur-unsur
Sukun muda
Sukun masak
Air (g)
87.1
69.1
Kalori (kal)
46
108
Protein (g)
2.0
1.3
Lemak (g)
0.7
0.3
Karbohidrat (g)
9.2
28.2
Kalsium (mg)
59
21
Fosfor (mg)
46
59
Besi (mg)
-
0.4
Vitamin B1 (mg)
0.12
0.12
Vitamin B2 (mg)
0.06
0.06
Vitami C (mg)
21
17
Abu (g)
1.0
0.9
Serat (g)
2.2
-
(Triyono, 2002).
            Melihat banyaknya kandungan gizi yang dimiliki oleh buah sukun ini, menjadikan buah sukun layak sebagai bahan penganti pangan alternatif. Selama ini pengolahan sukun banyak dijadikan sebagai tepung, dan yang paling umum adalah keripik sukun. Buah sukun sebenarnya dapat diolah lagi menjadi berbagai jenis makanan seperti misalnya getuk sukun, klepon sukun, stik sukun, mie sukun, spongecake sukun, tape sukun dan donat sukun.
            Sukun di Indonesia kebanyakan dikonsumsi dalam bentuk olahan baik digoreng maupun direbus dari buah yang masih mentah. Buah sukun umumnya dikonsumsi setelah digoreng seperti talas dan adakalanya direbus atau dibuat keripik. Di Maluku, buah sukun sering dibakar utuh, kemudian baru dikupas dan dipotong-potong untuk dijadikan kolak, demikian pula yang dilakukan oleh penduduk Tahiti. Diversifikasi produk dari sukun masih sangat terbatas, padahal sukun merupakan salah satu komoditas yang mudah rusak, sehingga harga sukun relatif murah. Keterbatasan pemanfaatan buah sukun di Indonesia disebabkan kurangnya informasi tentang komoditi sukun. Padahal komoditi ini sangat potensial sebagai usaha menganekaragamkan makanan pokok, terutama penduduk Indonesia yang makanan pokoknya beras. Upaya untuk meningkatkan daya guna  sukun dan nilai ekonominya dapat dilakukan dengan menganekaragamkan jenis produk olahan sukun, untuk itu perlu dikembangkan cara pengolahan lain seperti pembuatan tepung sukun dan pati sukun (Patriono, 2006).

Prospek Kedepan Usaha Buah Sukun 
            Pohon sukun tumbuh baik di daerah basah, tetapi juga dapat tumbuh di daerah yang sangat kering asalkan ada air tanah dan aerasi tanah yang cukup. Sukun bahkan dapat tumbuh baik di pulau karang dan di pantai. Di musim kering, disaat tanaman lain tidak dapat atau merosot produksinya, justru sukun dapat tumbuh dan berbuah dengan lebat. Tidak heran, jika sukun dijadikan sebagai salah satu cadangan pangan nasional. Sukun dapat dijadikan sebagai pangan alternatif karena keberadaannya tidak seiring dengan pangan konvensional (beras), artinya keberadaan pangan ini dapat menutupi kekosongan produksi pangan konvensional (Pitojo, 1999).
              Pohon sukun merupakan salah satu jenis tanaman yang tepat untuk mengatasi masalah lahan kritis. Setelah diadakan penanaman pohon sukun di beberapa pulau di kepulauan Seribu ternyata cocok dan tumbuh dengan baik. Oleh karena itu pohon sukun tidak hanya berfungsi sebagai tanaman penghijauan saja, tetapi buahnya pun berguna untuk menambah gizi penduduk. Jadi dengan adanya usaha untuk menanggulangi lahan kritis, pohon sukun pun berpeluang besar untuk dikembangkan guna menunjang hal tersebut, karena manfaatnya yang begitu besar
(Kartikawati dan Adinugraha, 2003).
            Untuk memenuhi konsumsi rata - rata penduduk Indonesia per tahun sebesar 123 Kg dan jumlah penduduk Indonesia yang kini lebih dari 200 juta jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,7 % per tahun, pemerintah harus mengimpor beras sebesar 3,7 juta ton pada tahun 2002 dari negara - negara lain seperti Thailand dan Vietnam, sedangkan produksi gabah Indonesia pada tahun 2002 sebesar 51,5 juta ton. Tingkat konsumsi beras di Indonesia selama ini jauh lebih besar dari yang diproduksi. Berdasarkan kondisi tersebut terlihat bahwa ketergantungan terhadap satu jenis pangan pokok yaitu beras, tidak boleh terus berkelanjutan. Oleh karena itu dalam program pembangunan pertanian    2000 - 2004, diversifikasi pangan merupakan salah satu kegiatan utama Program Peningkatan Ketahanan Pangan. Program tersebut dilakukan melalui peningkatan penganekaragaman bahan pangan dan mutu pangan (Suraningsih, 2004).
            Melihat hal tersebut diatas, buah sukun memiliki prospek yang cerah karena sukun merupakan tnaman yang mudah berproduksi dan dapat dijadikan sebagai bahan pangan subtitusi pengganti beras. Kita ketahui beras merupakan makanan wajib bagi kebanyakan penduduk di Indonesia, jika sukun dapat dijadikan bahan pangan subtitusi untuk penggunaan beras, maka nilai ekonomi yang dihasilkan buah sukun akan besar apabila adanya pengolahan buah sukun yang lebih lanjut, tidak hanya sebagai keripik atau tepung sukun saja.

Kelemahan
            Meskipun sukun memiliki banyak kelebihan, namun sukun tetap menyimpan kelemahan. Buah sukun segar tidak dapat disimpan terlalu lama, tidak seperti gabah yang tahan simpan hingga 4 tahun. Menyimpan sukun sepekan saja menyebabkan daging buah lembek. Solusinya, buah segar mesti dibuat tepung. Selain tahan simpan, pengolahannya pun lebih beragam.
            Kelemahan yang lainnya adalah budidaya sukun tersebut tidak dilakukan secara intensif, karena hanya merupakan tanaman sampingan dan petani yang menanam sukun tidak melakukan pemupukan, penyiraman ataupun pengendalian hama dan penyakit. Beberapa kendala yang dihadapi dalam budidaya sukun yaitu adanya hama penggerek batang dan rontok buah terutama buah muda. Kendala tersebut hingga saat ini tidak pernah diatasi karena petani tidak mengetahui cara-cara pemberantasan hama tersebut. Selain kendala tersebut, pada musim kemarau maka tanaman akan kekurangan air dan daun sukun biasanya digunakan untuk pakan tenak (kambing dan sapi) sehingga tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan buah.
            Bagi yang menderita penyakut gula juga tidak disarankan untuk mengkonsumsi buah sukun terlalu banyak, hal ini dikarenakan buah sukun memiliki kandungan karbohidrat dan juga gula yang cukup tinggi. Tentu hal ini dapat beresiko bagi orang yang memiliki penyakit tersebut, karena bisa saja penyakit gula yang diderita bisa bertambah parah.
           Kandungan tannin yang terdapat pada buah sukun juga dapat menyebabkan rasa pahit ketika mengkonsumsi buah ini. Sehingga orang-orang yang kurang menyukai rasa pahit akan menjadi tidak suka untuk mengkonsumsi buah ini. Rasa pahit akibat zat tannin ini tidak dapat dihilangkan dari buah sukun, hal ini dikarenakan zat tersebut memang sudah menjadi sifat bawaan buah ini.



PENUTUP
Sukun dapat diolah menjadi berbagai macam produk antara lain sebagai bahan makanan, misalnya tepung sukun, getuk sukun, klepon sukun, stik sukun, keripik sukun, mie sukun dan sebagainya. Olahan buah sukun yang paling berpotensi adalah sebagai bahan makanan, karena memiliki nilai gizi yang tinggi salah satunya kandungan karbohidrat.
Sukun mempunyai komposisi gizi yang relatif tinggi. Dalam 100 gram berat basah sukun mengandung karbohidrat 35,5%, protein 0,1%, lemak 0,2%, abu 1,21%, fosfor 35,5%, protein 0,1%, lemak 0,2%, abu 1,21%, fosfor 0,048%, kalsium 0,21%, besi 0,0026%, kadar air 61,8% dan serat atau fiber 2% . Karena kandungan karbohidratnya cukup tinggi, maka sukun sangat berpotensi untuk dijadikan bahan pangan pokok alternatif pengganti beras.
Alternatif pengolahan buah sukun yang populer saat ini salah satunya adalah pembuatan mie sukun yang terbuat dari tepung sukun yang dicampur dengan terigu. Mie sukun ini banyak digemari oleh anak-anak. Selain mie basah yang digunakan sebagai bahan pelengkap untuk usaha bakso. Keunggulan mie sukun ini daripada mie yang lainnya adalah kadar gizinya yang tinggi yang dapat mensuplai kebutuhan gizi.
Kegemaran orang Indonesia akan mie menjadi usaha untuk mengembangkan potensi ekonomi yang dimiliki sukun. Melihat potensi ekonomi pengolahan sukun menjadi mie sukun ini, membuat sukun sangat berpotensial untuk diolah lebih lanjut dan dijadikan sebagai salah satu usaha yang menjanjikan.

DAFTAR PUSTAKA
Angkasa, S. Dan Nazanuddin. 1994. Sukun dan Keluih. Penebar Swadaya. Jakarta.

Antarlina dan Sudarmadi. 2009. Mie Sukun Ala BPTP Jatim. BPTP. Jawa Timur.

Departemen Pertanian, 2009, Sukun: Bisakah Menjadi Bahan Baku Produk Pangan, Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 31(1): 1-3.

Harsanto, B.P., 1986. Budidaya dan Pengolahan Sukun. Kanisius, Jakarta.

Kartikawati, N. K dan H.A. Adinugraha, 2003. Teknik Persemaian dan Informasi Benih Sukun. Pusat Penelit ian dan Pengem bangan Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan. P urwobinangun. Yogyakarta.

Koswara, S. 2006.  Sukun Sebagai Cadangan Pangan Alternatif. ebookpangan.com.

Pitojo, S. 1999. Budidaya Sukun. Kanisius, Jakarta.

Rachmawati, R.R. 2010. Gongshu Keripik Sukun Penuh Gizi. FP UNPAD. Jatinangor.

Sulistiono. 2010. Yang Sedap Dari Sukun. UGM. Yogyakarta.

Suraningsih, M. S. 2004. Strategi Pengembangan Komoditi sukun dalam Peningkatan Diversifikasi Pangan. MB IPB. Bogor.

Suyanti, S. W. Dan Susmonol. 2001. Teknologi Pengolahan Tepung Sukun dan Pemanfaatannya untuk Berbagai Produk Makanan dan Olahan. BPPP. Jakarta.

Triyono, A. 2002. Teknologi Pengolahan Keripik Sukun. BPM. Jakarta.

Winarno, F.G., S. Fardiaz dan D Fardiaz, 1980. Pengantar Teknologi Pangan.        Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 

1 komentar:

  1. ituBola - Situs Judi Bola Online | Sportsbook Terlengkap & Terpercaya

    Situs Judi Online Sportsbook Terpercaya, Terbaik serta Berlisensi di Indonesia. Menyediakan berbagai macam permainan Sportsbook Terlengkap.

    Cukup 1 User id untuk bermain semua taruhan Permainan Meliputi :
    - Sportsbook Terlengkap
    • Sepak Bola
    • BasketBall
    • Esports
    • Dan Lainnya

    Menang Lebih Mudah Disini Serta Dapatkan Juga :
    => Bonus Cashback 5% (Yang dibagikan setiap Hari Seninnya).
    => Pelayanan Terbaik Dengan Customer Service 24 Jam Nonstop.

    Deposit Bisa Melalui :
    => Via Bank Lokal Indonesia.
    => Via OVO, GOPAY, PULSA Telkomsel & XL/Axis Atau E-Payment Lainnya.

    • Minimal Deposit 25,000 | Minimal Withdraw 50,000
    • Proses Deposit & Withdraw Tercepat

    Untuk Pendaftaran Hubungi Kontak Kami:
    - LINE : itubola757
    - WHATSAPP : +85517696120
    - LIVE CHAT : ituBola

    BalasHapus

Blogger templates

Blogger news

Blogroll

Blogger templates

About