Kamis, 04 Juli 2013

Oleh   : Felix Samisara Perangin-angin
NIM  : 091201100


PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sebagai usaha percepatan pembangunan ekonomi, industrialisasi merupakan salah satu strategi yang dilakukan oleh pemerintah yang dapat menciptakan pemerataan pembangunan yang dirasakan oleh semua masyarakat, baik meningkatkan kesempatan kerja dan pemerataan pendapatan serta mampu mengurangi perbedaan kemampuan antar daerah.
Dalam kehidupan manusia modern saat ini banyak peralatanperalatan yang menggunakan bahan yang sifatnya elastis tidak mudah pecah bila terjadi jatuh dari suatu tempat. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan tersebut secara langsung kebutuhan karet (Hevea brasilliensis) juga meningkat dengan sendirinya sesuai kebutuhan manusia.
 Pada umumnya negara-negara berkembang menyakini sektor industri mampu mengatasi masalah perekonomian, dengan asumsi bahwa sektor industri dapat memimpin sektor-sektor perekonomian lainnya menuju pembangunan ekonomi. Oleh karena itu, di Indonesia sektor industri dipersiapkan agar mampu menjadi penggerak dan memimpin (the leading sector) terhadap perkembangan sektor perekonomian lainnya.
Tanaman karet (Hevea brasilliensis) merupakan salah satu komoditi perkebunan yang menduduki posisi cukup penting sebagai sumber devisa non migas bagi Indonesia, sehingga memiliki prospek yang cerah. Oleh sebab itu upaya peningkatan produktifitas usahatani karet (Hevea brasilliensis) terus dilakukan terutama dalam bidang teknologi budidayanya. Indonesia pernah menguasai produksi karet dunia, namun saat ini posisi Indonesia didesak oleh dua negara tetangga Malaysia dan Thailand. Lebih dari setengah karet yang digunakan sekarang ini adalah sintetik, tetapi beberapa juta ton karet alami masih diproduksi setiap tahun, dan masih merupakan bahan penting bagi beberapa industri termasuk otomotif dan militer.
Lebih dari setengah produksi karet yang digunakan sekarang ini adalah sintetik, tetapi beberapa juta ton karet alami masih tetap diproduksi setiap tahun, dan masih merupakan bahan penting bagi beberapa industri termasuk otomotif dan militer.
Sejumlah lokasi di Indonesia memiliki keadaan lahan yang cocok untuk pertanaman karet (Hevea brasilliensis), sebagian besar berada di wilayah Sumatera dan Kalimantan. Luas area perkebunan karet tahun 2005 tercatat mencapai lebih dari 3.2 juta ha yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Diantaranya 85% merupakan perkebunan karet milik rakyat, dan hanya 7% perkebunan besar negara serta 8% perkebunan besar milik swasta. Produksi karet (Hevea brasilliensis) secara nasional pada tahun 2005 mencapai angka sekitar 2.2 juta ton. Jumlah ini masih akan bisa ditingkatkan lagi dengan memberdayakan lahan-lahan pertanian milik petani dan lahan kosong/tidak produktif yang sesuai untuk perkebunan karet.
Dengan memperhatikan adanya peningkatan permintaan dunia terhadap komoditi karet ini di masa yang akan datang, maka upaya untuk meningkatakan pendapatan petani melalui perluasan tanaman karet (Hevea brasilliensis)  dan peremajaaan kebun bisa merupakan langkah yang efektif untuk dilaksanakan. Guna mendukung hal ini, perlu diadakan bantuan yang bisa memberikan modal bagi petani atau pekebun swasta untuk membiayai pembangunan kebun karet dan pemeliharaan tanaman secara intensif.

Rumusan Masalah
1.1. Karateristik dan Kegunaan Karet (Hevea brasilliensis)
1.2. Prospek dan Peluang Pasar Komoditi Karet(Hevea brasilliensis)
1.3. Potensi Pasar Karet (Hevea brasilliensis) Bagi Dunia
1.4. Kendala Dalam Bisnis Karet (Hevea brasilliensis)







BAB II
ISI
2.1. Karateristik dan Kegunaan Karet (Hevea brasilliensis)
Karet (Hevea brasilliensis) adalah tanaman perkebunan tahunan berupa pohon batang lurus. Pohon karet (Hevea brasilliensis)  pertama kali hanya tumbuh di Brasil, Amerika Selatan, namun setelah percobaan berkali-kali oleh Henry Wickham, pohon ini berhasil dikembangkan di Asia Tenggara, di mana sekarang ini tanaman ini banyak dikembangkan sehingga sampai sekarang Asia merupakan sumber karet alami. Di Indonesia, Malaysia dan Singapura tanaman karet mulai dicoba dibudidayakan pada tahun 1876. Tanaman karet (Hevea brasilliensis)  pertama di Indonesia ditanam di Kebun Raya Bogor.
Tanaman karet ( Hevea brasilliensis Muell Arg ) adalah tanaman getah-getahan yang mempunyai jaringan tanaman yang banyak mengandung getah          (lateks) dan getah tersebut mengalir keluar apabila jaringan tanaman terlukai. Tanaman karet (Hevea brasilliensis) berupa pohon dengan ketinggian bisa mencapai 15 m sampai 25 m. Batang tumbuh lurus dan memiliki percabangan yang tinggi keatas. Batang tersebut berbentuk silindris atau bulat, kulit kayunya halus, rata-rata berwarna pucat hingga kecoklatan, sedikit bergabus.
Dibawah ini merupakan sistematika dari karet (Hevea brasilliensis)
Kingdom         : Plantae
Divisio             : Spermatophyta
Subdivisio       : Angiospermae
Class                : Dicotyledoneae
Ordo                : Euphorbiales
Family             : Euphorbiaceae
Genus              : Hevea
Spesies            : Hevea brasiliensis Muell Arg.
Tanaman karet (Hevea brasilliensis) merupakan pohon yang tumbuh tinggi dan berbatang cukup besar, tinggi pohon dewasa mencapai 15-25 meter. Batang tanaman biasanya tumbuh lurus dan memiliki percabangan yang tinggi diatas. Dibeberapa kebun karet ada beberapa kecondongan arah tumbuh tanamannya agak miring kearah utara. Batang tanaman ini mengandung getah yang dikenal dengan nama lateks.
Karet (Hevea brasilliensis) adalah polimer hidrokarbon yang terbentuk dari emulsi kesusuan (dikenal sebagai latex) yang diperoleh dari getah beberapa jenis tumbuhan pohon karet tetapi dapat juga diproduksi secara sintetis. Sumber utama barang dagang dari latex yang digunakan untuk menciptakan karet adalah pohon karet Hevea brasiliensis (Euphorbiaceae). Ini dilakukan dengan cara melukai kulit pohon sehingga pohon akan memberikan respons yang menghasilkan lebih banyak latex lagi.
Hasil utama dari pohon karet (Hevea brasilliensis) adalah lateks yang dapat dijual/diperdagangkan oleh masyarakat berupa latek segar, slab/koagulasi ataupun sit asap/sit angin. Selajutnya produk tersebut sebagai bahan baku pabrik Crumb Rubber/Karet Remah yang menghasilkan bahan baku untuk berbagai industri hilir seperti ban, sepatu karet, sarung tangan, dan lain sebagainya. Hasil sampingan dari pohon karet adalah kayu karet yang dapat berasal dari kegiatan rehabilitasi kebun ataupun peremajaan kebun karet tua/tidak menghasilkan lateks lagi. Umumnya kayu karet yang diperjual belikan adalah dari peremajaan kebun karet yang tua yang dikaitkan dengan penanaman karet baru lagi. Kayu karet dapat dipergunakan sebagai bahan bangunan rumah, kayu api, arang, ataupun kayu gergajian untuk alat rumah tangga (furniture).
Hal yang paling penting dalam penanaman karet (Hevea brasilliensis)  adalah bibit/bahan tanam, dimana dalam hal ini bahan tanam yang baik adalah yang berasal dari tanaman karet okulasi. Persiapan bahan tanam dilakukan paling tidak 1,5 tahun sebelum penanaman. Dalam hal bahan tanam ada tiga komponen yang perlu disiapkan, yaitu: batang bawah (root stoct), entres/batang atas (budwood), dan okulasi (grafting) pada penyiapan bahan tanam.

2.2. Prospek dan Peluang Pasar Komoditi Karet (Hevea brasilliensis)
Karet (Hevea brasilliensis) merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi di dalam upaya peningkatan devisa Indonesia. Ekspor Karet Indonesia selama 20 tahun terakhir terus menunjukkan adanya peningkatan dari 1.0 juta ton paa tahun 1985 menjadi 1.3 juta ton pada tahun 1995 dan 1.9 juta ton padatahun 2004. Pendapatan devisa dari komoditi ini pada tahun 2004 mencapai US$ 2.25 milyar, yang merupakan 5% dari pendapatan devisa          non-migas.
Karet (termasuk karet alam) merupakan kebutuhan yang vital bagi kehidupan manusia sehari-hari, hal ini terkait dengan mobilitas manusia dan barang yang memerlukan komponen yang terbuat dari karet seperti ban kendaraan, conveyor belt, sabuk transmisi, dock fender, sepatu dan sandal karet. Kebutuhan karet alam maupun karet sintetik terus meningkat sejalan dengan meningkatnya standar hidup manusia. Kebutuhan karet sintetik relatif lebih mudah dipenuhi karena sumber bahan baku relatif tersedia walaupun harganya mahal, akan tetapi karet alam dikonsumsi sebagai bahan baku industri tetapi diproduksi sebagai komoditi perkebunan.
Untuk jumlah konsumsi karet dunia dalam beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan, jika pada tahun 2009 konsumsi karet dunia sebesar 9,277 juta ton, untuk tahun 2010 naik menjadi 10,664 juta ton. Sementara produksi karet mentah dunia hanya mampu memberikan sebanyak 10,219 juta ton pada tahun 2010 naik dibandingkan dengan tahun 2009 yang sebesar 9,702 juta ton karet alam atau minus sekitar 445.000 ton. Harga karet di pasar dunia tersebut dipengaruhi oleh tingginya permintaan terhadap komoditas tersebut dari negara-negara yang mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat seperti China, India, dan             Asia Pasifik.
Menurut data untuk tahun 2011 produksi karet (Hevea brasilliensis) alam dunia diasumsikan hanya berkisar 10,970 juta ton sementara untuk konsumsi diperkirakan mencapai 11,151 juta ton sehingga terjadi kekurangan pasokan atau minus sekitar 181.000 ton. Kurangnya produk karet alam dunia di tahun 2011 salah satunya di karenakan terganggunya produksi karet di beberapa negara seperti Australia, hujan deras yang disebabkan oleh lamina yang juga menyebabkan banjir di negara tersebut telah mengganggu proses penyadapan karet. Dengan adanya asumsi tersebut, dipastikan Indonesia berpeluang besar untuk memasok karet alam hasil produk Indonesia ke luar negeri/ekspor dan tentunya dengan catatan untuk produk karet Indonesia agar lebih ditingkatkan. Untuk  tahun 2010 ekspor karet Indonesia sebesar 1,9 juta ton. Diperkirakan untuk targetnya tahun ini ekspor karet bisa naik hingga 10%.
Dengan adanya penyebaran lahanlahan penanaman pohon karet hampir di seluruh propinsi yang ada di Indonesia saat ini, diharapkan akan membantu dalam pemenuhan kebutuhan karet alami dan pemenuhan industri pengolahan hasil dari pengolahan pohon karet dan ini membuka peluang kepada investor untuk menanamkan modalnya di perkebunan karet. Karet (Hevea brasilliensis)  merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi di dalam upaya peningkatan devisa Indonesia. Ekspor karet Indonesia beberapa tahun terakhir terus menunjukkan adanya peningkatan dengan begitu pendapatan devisa dari komoditi ini menunjukan hasil yang bagus.
Sebagai salah satu komoditi industri, produksi karet sangat tergantung pada teknologi dan manajemen yang diterapkan dalam sistem dan proses produksinya. Produk industri karet perlu disesuaikan dengan kebutuhan pasar yang senantiasa berubah. Semuanya ini memerlukan dukungan teknologi industri yang lengkap, yang mana diperoleh melalui kegiatan penelitian dan pengembangan teknologi yang dibutuhkan. Indonesia dalam hal ini telah memiliki lembaga penelitian karet yang menyediakan ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi di bidang perkaretan.

2.3.       Potensi Pasar Karet (Hevea brasilliensis) Dunia
Jumlah konsumsi karet dunia meningkat dan lebih tinggi dari produksi yang ada. Dengan begitu Indonesia akan mempunyai peluang untuk menjadi produsen terbesar dunia dikarenakan Negaranegara pesaing utama seperti Thailand dan Malaysia semakin kekurangan lahan dan sulit mendapatkan tenaga kerja yang murah sehingga ini bisa menjadi keunggulan komparatif dan kompetitif Indonesia supaya menjadi lebih baik untuk peningkatan industri karet.
Melihat dari kacamata kebutuhan akan produksi karet‚ beberapa industri tertentu memiliki ketergantungan yang besar terhadap pasokan karet alam‚ misalnya industri ban yang merupakan pemakai terbesar karet alam. Beberapa jenis ban seperti radial‚ walaupun dalam pembuatannya dicampur dengan karet sintetis‚ tetapi jumlah karet alam yang digunakan tetap besar yaitu dua kali komponen karet sintetis. Jadi kebutuhan akan karet alam sangatlah besar.
Tetapi unsur persaingan industri karet alam menunjukkan intensitas persaingan yang dikategorikan tinggi . Hal ini menunjukkan bahwa industri karet alam memiliki daya tarik industri dan potensi laba yang sangat besar. Daya tarik yang besar ini ditunjukkan oleh tingginya peningkatan pertumbuhan rata-rata industri.
Seiring dengan keinginan manusia menggunakan barang yang bersifat tahan dari pecah dan elastis maka kebutuhan akan karet saat ini akan terus berkembang dan meningkat sejalan dengan pertumbuhan industri otomotif, kebutuhan rumah sakit, alat kesehatan dan keperluan rumah tangga dan sebagainya. Diperkirakan untuk masa yang akan datang kebutuhan akan karet akan terus meningkat. Tentu hal ini akan menjadi peluang yang baik bagi Indonesia mengekspor karet dan hasil olahan industri karet yang ada di Indonesia ke negaranegara lainnya.
Dengan memperhatikan adanya peningkatan permintaan akan bahan karet alami di negaranegara industri terhadap komoditi karet dimasa yang akan datang, maka upaya untuk meningkatkan persediaan akan karet alami dan industri produksi karet merupakan langkah yang bagus untuk dilaksanakan. Guna mendukung hal ini semua, perlu diperhatikan perkembangan perkebunan karet, industri hilir guna memberi nilai tambah dari hasil industri hulu.
Jumlah konsumsi karet (Hevea brasilliensis) dunia meningkat dan lebih tinggi dari produksi yang ada. Dengan begitu Indonesia akan mempunyai peluang untuk menjadi produsen terbesar dunia dikarenakan Negaranegara pesaing utama seperti Thailand dan Malaysia semakin kekurangan lahan dan sulit mendapatkan tenaga kerja yang murah sehingga ini bisa menjadi keunggulan komparatif dan kompetitif Indonesia supaya menjadi lebih baik untuk peningkatan industri karet.
Dengan meningkatnya kebutuhan akan karet alam dari negaranegara industri, ini mempengaruhi ekspor karet Indonesia ke negaranegara lainnya. Kebanyakan adalah Negara produsen mobil. Peningkatan juga terjadi karena adanya pengalihan karet sistetis akibat naiknya harga minyak dunia.



2.4. Kendala Dalam Bisnis Karet
Penyakit karet (Hevea brasilliensis) sering menimbulkan kerugian ekonomis di perkebunan karet. Kerugian yang ditimbulkannya tidak hanya berupa kehilangan hasil akibat kerusakan tanaman, tetapi juga biaya yang dikeluarkan dalam upaya pengendaliannya. Oleh karena itu langkah-langkah pengendalian secara terpadu dan efisien guna memperkecil kerugian akibat penyakit tersebut perlu dilakukan. Lebih 25 jenis penyakit menimbulkan kerusakan di perkebunan karet.
Produksi Karet (Hevea brasilliensi) tidak selamanya berjalan lancar, adanya penurunan produksi dapat disebabkan oleh kualitas bibit yang rendah, pemanfaatan lahan perkebunan yang tidak optimal, dan pemeliharaan tanaman yang buruk dan berdampak pada penurunan nilai tambah. Kualitas bibit yang rendah menjadi masalah utama untuk perkebunan karet yang ditunjukkan dengan rentang produktif tanaman karet yang kurang dari 30 Tahun. Maka perbaikan utama yang dapat dilakukan adalah penanaman kembali dengan bibit unggul berproduktivitas lebih tinggi dan pengaturan jarak yang optimal.
Menurut IRSG, dalam studi Rubber diperkirakan akan terjadi kekurangan pasokan karet alam dalam dua decade ke depan. Untuk mengantisipasi kekurangan karet alam yang akan terjadi, diperlukan suatu inovasi baru dari hasil industri karet dengan mengembangkan nilai tambah yang bisa di peroleh dari produk karet itu sendiri. Nilai tambah produk karet dapat diperoleh melalui pengembangan industri hilir dan pemanfaatan kayu karet sebagai bahan baku industry kayu. Menunjuk dari pohon industri berbasis karet. Terlihat bahwa cukup banyak ragam produk yang dapat dihasilkan dari karet, namun sampai saat ini potensi kayu karet tua belum dapat dimanfaatkan secara optimal.
Dari sistem pengolahan, Indonesia masih kalah dari Negara-negara pesaing yang menggunakan teknologi yang lebih canggih dibandingkan Indonesia. Akibatnya produk yang dihasilkan Indonesia masih kurang dari sisi kualitas jika dibandingkan produk-produk dari Negara pesaing seperti Thailand dan Malaysia.


PENUTUP
Kesimpulan
Melihat perkembangan baik dari segi konsumsi maupun produksi karet dunia, dalam tahuntahun mendatang dipastikan masih akan terus meningkat. Indonesia merupakan penghasil karet (Hevea brasilliensis)  sekaligus sebagai salah satu basis manufaktur karet dunia. Tersedianya lahan yang luas memberikan peluang untuk menghasilkan karet alami yang lebih besar lagi dengan menambah areal perkebunan karet. Tetapi lebih utama dari itu, produksi karet alam bisa ditingkatkan dengan meningkatkan teknologi pengolahan karet untuk meningkatkan efisiensi, dengan demikian output (latex) yang dihasilkan dari input (getah) bisa lebih banyak dan menghasilkan material sisa yang semakin sedikit.
Meskipun pasar karet alam lebih sedikit dibanding dengan pasar karet sintetik, namun produksi maupun konsumsi karet alam masih cukup besar. Salah satu kelebihan dari karet alamantara lain dilihat dari segi kestabilan harganya yang tidak terpengaruh secara langsung oleh harga minyak dunia. Tidak demikian halnya dengan harga karet sintetik yang terkena dampak langsung oleh kenaikan harga minyak dunia yang terjadi belakangan ini.
Pada tahun 2005 perdagangan karet Indonesia mengalami surplus sebesar US $ 2,9 juta dimana nilai ekspor lebih besar dibanding nilai impor. Potensi surplus ini masih bisa naik lagi mengingat kebutuhan karet dunia yang terus meningkat, ditambah lagi apabila didukung pengurangan volume impor karet dengan tercukupinya kebutuhan karet dalam negeri.





DAFTAR PUSTAKA
Anwar, C., 2001. Manajemen dan Teknologi Budidaya Karet. Pusat Penelitian Karet. Medan.

Anwar, C. 2006. Manajemen Dan Teknologi Budidaya Karet. Pusat Penelitian Karet Sei Putih. http:// www.ipard.com/ art_ perkebun/ MANAJEMEN %20 DAN%20 TEKNOLOGI%20 BUDIDAYA%20 KARET. pdf [06 Juni 2010].

Anwar, C., 2006. Perkembangan Pasar dan Prospek Agribisnis Karet di Indonesia. Pusat Penelitian Karet. Medan.

Aidi dan Daslin. 1995. Pengelolaan Bahan Tanam Karet. Pusat Penelitian Karet. Balai Penelitian Sembawa. Palembang.

Apriyantono, A, Dr. Ir. MS. 2007. Prospek Dan Arah Pengembangan Agribisnis Karet Edisi Kedua. Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian Dan Agro Inovasi. Jakarta. http:// www.litbang.deptan.go.id/ special/ publikasi/doc_perkebunan/karet/ karet-bagian-a.pdf [08 Juni 2010].

Basuki, Ir, Dr. dan Tjasadihardja, A. Ir. Dr. M.S. 1995. Warta Pusat Penelitian Karet. Volume 14 Nomor 2 (89-101) Juni 1995 Asosiasi Penelitian Dan Pengembangan Perkebunan Indonesia. CV. Monora. Medan, hlm 91-92.

BPS. 2011. Karet Menurut Provinsi Di Seluruh Indonesia. Buku Statistik Perkebunan 2009-2011 Direktorat Jendral Perkebunan. http://www. deptan.go.id/ infoeksekutif/bun/ EIS-bun2010 /karet. html [19 Januari 2012]

Deptan., 2006. Basis Data Statistik Pertanian (http://www.database.deptan.go.id/). Diakses tanggal 5 Mei 2009.

Gaspersz, V., 2001. Metode Analisis untuk Peningkatan Kualitas. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Marsono dan Sigit, P. 2005. Karet. Strategi Pemasaran Budidaya Dan Pengolahan. Penebar Swadaya. Jakarta.

Maryadi. 2005. Manajemen Agrobisnis Karet. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Nazaruddin dan F.B. Paimin. 1998. Karet. Penebar Swadaya. Jakarta.

Nugraheni, I., 2007. Analisis Kualitas Kontrol Produksi Karet dengan Grafik Pengendali Rata-Rata X dan Grafik Pengendali Range R. Skripsi. FMIPA. Universitas Negeri Semarang.

Purwanto, E. 2001. Berbagai Klon Karet Pilihan Untuk Sistem Wanatani. International Centre For Research In Agroforestry at website www. icraf.cgiar. org/sea. http://www.worldagroforestry. org/SEA /Publications /files/leaflet/ LE0005-4.PDF [03 April 2008].

Semoiraya. 2010. Budidaya Karet. http://semoiraya.com/article/26214/budidaya-karet.html [10 Oktober 2010].

Setiawan, D. H. Ir dan Andoko, A. Drs. 2000. Petunjuk Lengkap Budidaya Karet. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Setyamidjaja, D. 1993. Karet Budidaya dan Pengolahan. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Sianturi, H. S. D. 2001. Budidaya Tanaman Karet. Universitas Sumatera Utara Press. Medan.

Sihotang, M. 2011. Produksi Karet Alam. http:// www.bisnis-sumatra. com/index. php/2011/04 /produksi-karet-alam-diduga-meningkat/ [09 Januari 2012].

Siregar, T.H.S., 1995. Teknik Penyadapan Karet. Kanisius. Yogyakarta.

Tim Penulis PS., 1999. Karet Strategi Pemasaran Tahun 2000 Budidaya dan Pengolahan. Penebar Swadaya, Jakarta.










4 komentar:

  1. Halo Bossku ^^
    Segera Daftarkan ID di ibu21,com
    Menyediakan 8 Permainan Hanya Dengan 1 ID
    Serta Tersedia Promo Menarik
    Bonus Turn Over Terbesar
    Bonus Refferal Seumur Hidup
    Minimal Deposit Hanya 25Rb
    BBM : csibuqq
    WA : +855 88 780 6060
    Di Tunggu Kehadirannya Bossku ^^

    BalasHapus
  2. Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan konsultasi kepada Anda mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.

    Salam,
    (Tommy.k)
    WA:081310849918
    Email: Tommy.transcal@gmail.com
    Management

    OUR SERVICE
    Boiler Chemical Cleaning
    Cooling tower Chemical Cleaning
    Chiller Chemical Cleaning
    AHU, Condensor Chemical Cleaning
    Chemical Maintenance
    Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
    Degreaser & Floor Cleaner Plant
    Oli industri
    Rust remover
    Oli Grease

    BalasHapus
  3. Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan konsultasi kepada Anda mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.

    Salam,
    (Tommy.k)
    WA:081310849918
    Email: Tommy.transcal@gmail.com
    Management

    OUR SERVICE
    Boiler Chemical Cleaning
    Cooling tower Chemical Cleaning
    Chiller Chemical Cleaning
    AHU, Condensor Chemical Cleaning
    Chemical Maintenance
    Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
    Degreaser & Floor Cleaner Plant
    Oli industri
    Rust remover
    Oli Grease

    BalasHapus

Blogger templates

Blogger news

Blogroll

Blogger templates

About