Selasa, 25 Juni 2013

Oleh   : Bastanta Ginting
NIM  : 091201144


PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kayu yang berasal dari hutan alam saat ini sudah tidak bisa diharapkan untuk menopang kebutuhan di pasar lokal, domestik dan internasional. Awalnya kayu yang diperoleh dari hutan alam mampu menghasilkan jutaan meter kubik, namun saat ini kebutuhan akan pasokan kayu, sulit dipenuhi jika hanya mengandalkan tegakan-tegakan dari hutan alam.Produktivitas hutan alam mengalami penurunan dari tahun ke tahun akibat penebangan liar, kebakaran hutan dan berkurangnya luas kawasan hutan karena konversi lahan hutan menjadi areal pemukiman, perkebunan dan pertanian (Mulyana, dkk. 2010). Sementara itu kebutuhan kayu di Indonesia setiap tahun terus mengalami peningkatan, bahkan hampir setengah dari kebutuhan kayu nasional di Indonesia masuk ke industry pembuatan kayu lapis (plywood). (Trubus, 2010).
Pohon Jabon adalah peluang usaha dan investasi menguntungkan, merupakan tanaman bahan baku industri yang sangat berkualitas bahkan jika dibandingkan dengan tanaman/pohon albaziah atau sengon. yang saat ini masih merupakan bahan baku dasar yang umum digunakan pada industri-industri kayu olahan, seperti: plywood, blockboard, particle board, hingga peti kemas.
            Dibandingkan dengan jenis-jenis kayu yang lain, kayu jabon merupakan jenis kayu yang pertumbuhannya sangat cepat, berbatang silinders dan lurus, kayunya berwarna putih kekuningan tanpa terlihat serat, yang sangat baik dipergunakan untuk pembuatan kayu lapis maupun kayu gergajian. Jabon Antocephalus Cadamba Merupakan salah satu jenis kayu yang pertumbuhannya sangat cepat dan dapat tumbuh subur di hutan tropis dengan ekologi tumbuh pada :Ketinggihan 10-2000m dpl, Curah hujan 1250-3000m/th, Perkiraan suhu 100 C 400 C, Kondisi tanah dengan PH 4,5 7,5.
Rumusan Masalah
1.1. Karateristik dan Kegunaan Jabon (Atocephalus cadamba)
1.2. Prospek dan Peluang Pasar Komoditi Jabo(Atocephalus cadamba)
1.3. Pemasaran Kayu Jabon (Atocephalus cadamba)
1.4. Kendala Dalam Bisnis Jabon (Atocephalus cadamba)

BAB II
ISI
1.1 Karakteristik dan Kegunaan Jabon (Atocephalus cadamba)
                Menurut Pratiwi (2003) nama botani jabon adalah Anthocephalus cadambaRoxb. Miq.) atau sinonim denganAnthocephalus indicus Rich (Helingga 1950) dan Anthocephalus chinensis Lamk. (Madamba 1975). Jabon tergolong suku Rubiaceae. Nama daerah jabon lainnya antara lain jabun, hanja, kelampeyan, kelampaian (Jawa); galupai, galupai bengkal, harapean, johan, kelempi, kiuna, selapaian, serebunaik (Sumatera); ilan, taloh, tawa telan, tuak, tuneh, tuwak (Kalimantan); bance pute, pontua, suge manai, pekaung, toa (Sulawesi); gumpayan, kelapan, mugawe, sencari (NTB); aparabire, masarambi (Irian Jaya). Nama Jabon di daerah lain yaitu kadam, cadamba, common bur-flower tree (Inggris), kadam (Perancis), bangkal, kaatoan bangkal (Brunei), kelempayan (Peninsular), laran (Sabah), selimpoh (Serawak), labula (Papua New Guinea), kaaton bangkal (Philippina), mau-lettan-she, maukadon, yeman (Burma),thkoow (Kamboja), koo-somz, sako (Laos), krathum, krathum bok, takko (Thailand), caay gaso, caftom, gao trawsng (Vietnam).
Berdasarkan taksonominya jabon digolongkan sebagai berikut (Mansur dan Tuheteru 2010):
Kingdom         : Plantae (tumbuhan)
Subkingdom    : Tracheobionta (berpembuluh)
Superdivisio    : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisi               : Magnoliophyta (berbunga)
Kelas               : Magnoliopsida (berkepingdua / dikotil)
Sub-kelas         : Asteridae
Ordo                : Rubiales
Familia            : Rubiaceae (suku kopi-kopian)
Genus              :Anthocephalus
Spesies            :Anthocephaluscadamba(Roxb.) Miq.
Saat ini Jabon menjadi andalan industri perkayuan, termasuk kayu lapis, karena Jabon memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan tanaman kayu lainnya termasuk sengon/albazia. Dari hasil uji coba yang telah dilakukan, keunggulan tanaman jabon dapat diuraikan dari beberapa sisi, diantaranya adalah:
1.  Diameter batang dapat tumbuh berkisar 10 cm/th
2. Masa produksi jabon yang singkat hanya 4-5 tahun
3. Berbatang silinder dengan tingkat kelurusan yang sangat bagus
4. Tidak memerlukan pemangkasan karena pada masa pertumbuhan cabang akan rontok sendiri self pluring.
Manfaat Jabon :
1. Kayu Jabon dapat digunakan untuk korek api, Slet (pinsil), sumpit sebab kayu jabon ringan,
bahan kerajinan tangan
2.  Sebagai Peti pembungkus atau peti kemas selain mempunyai keteguhan gesek, keteguhan
pukul dan cukup ringan.
3. Kayu Jabon juga dapatdi gunakan sebagai bahan baku kertas (pulp) dikarenakan
mempunyai sifat kimia yaitu memiliki kandungan selulosa cukup tinggi ± 52.4% dan panjang
serat 1.979.
4.  Kayu jabon sebagai veneer atau bahan baku kayu lapis (plywood) karena memiliki serat
yang harus, berat kayu tergolong ringan, pada umumya bentuk batang silindris sehinnga tidak
bayak bahan yang terbuang sewaktu masuk mesin rotary (pengupasan). Dan memunyai   tingkat keuletan sehigga veneer yang di hasil kan tidak mudah robek atau patah mengingat panjang serat cukup tinggi. Untuk sekarang ini banyak di gunakan seperti yang di gunakan pada salah sayu perusahaan plywood di kab Cirebon jawa barat.
1.2  Prospek dan Peluang Pasar Komoditi Jabon(Atocephalus cadamba)
Kebutuhan kayu Jabon akan terus meningkat akibat efek dari kebijakan pemerintah, tentang
pelarangan penebangan kayu dari hutan alam, namun disamping itu sisi baiknya, Pemerintah Menerbitkan PP No.6 Tahun 2007 tentang HTR Hutan Tanaman Rakyat, salah satunya adalah HTR Pola mandiri , untuk jenis tanaman masyarakat diberi kebebasan dalam memilih, namun disarankan tanaman yang mempunyai daur (umur) pendek 8 tahun, memiliki nilai ekonomi tinggi serta mudah dalam pemasarannya.
Prospek bisnis budi daya jabon sangat menguntungkan. Seiring dengan Kebutuhan kayu
nasional yang mencapai lebih dari 60 juta m³/tahun menjadi latar belakang adanya peluang bisnis yang menarik untuk dikembangkan dan kenaikan harga jual kayu jabon Pendapat yang sama juga disampaikan Menteri Kehutanan MS Kaban terkait soal upaya pemerintah dalam mengantisipasi semakin menyusutnya ketersediaan kayu, dengan mengembangkan hutan tanaman industri dan hutan tanaman rakyat, serta kayu perkebunan. Masih terkait dengan keterpurukan industri kayu lapis, data yang dihimpun Asosiasi Panel Kayu Indonesia (Apkindo) hingga akhir April 2006 menunjukkan bahwa dari 128 industri yang terdaftar, hanya tersisa 53 pabrik yang masih produksi, 26 pabrik berhenti sementara, dan sisanya 49 pabrik berhenti total. Sebanyak 53 pabrik yang saat ini masih beroperasi, bahkan kapasitas produksinya tidak maksimal atau bisa dikatakan seadanya
Aspek Ekonomi
Biaya penanaman jabon relatif murah dibanding jenis pohon cepat tumbuh lainnya. Mulai dari penanaman sampai perawatan tanaman umur 2 tahun hanya dibutuhkan biaya sekitar Rp 10 juta per hektar. Biaya akan bertambah jika lahan yang digunakan adalah lahan sewaan. Pohon jabon sudah mulai bisa dipanen saat berumur >6 tahun. Dengan jumlah pohon per hektar 600 pohon, diameter pohon dapat mencapai >30 cm dan volume kayu rata-rata per pohon sebesar 0,38 m3. Apabila harga kayu jabon Rp. 600.000,-/m3, hasil yang dapat diperoleh sebesar Rp 136 juta per hektar. Keuntungan yang diperoleh dengan harga jual kayu tersebut tentunya sangat menggiurkan. Namun demikian, soal harga belum ada patokan khusus. “Harga kayu jabon yang pasti belum ada,” jelas Atok. Perhitungan keuntungan di atas ini berdasarkan referensi dari Direktorat Bina Usaha Kehutanan (BUK) Kementerian Kehutanan, dimana perusahaan (PT. Intraca, Tarakan, Kaltim) sebagai pemanen dan masyarakat sebagai petani.
Harga Jabon per kubik pada tahun 2009:
1.middle 30-39 Rp 1.000.000
2.middle 40-49 Rp 1.100.000
3.middle  50 up Rp 1.200.000
Harga ini diprediksi akan mengalami kenaikan seiring dengan tingkat kebutuhan / permintaan yang tinggi, sedangkan penyediaan kayunya semakin terbatas.
1.3 Pemasaran Kayu Jabon
A. Tujuan Pasar
Jabon saat ini sedang banyak ditanam dan dikembangkan di  Indonesia, khususnya di Pulau Jawa. Di beberapa daerah lain di Indonesia, jabon masih kurang peminatnya, karena belum mengetahui prospek usaha, perawatan, pengelolaan lahan dan jalur pemasaran setelah panen. Pemasaran merupakan hal yang sangat penting dalam bisnis tanaman Kehutanan saat ini. Beberapa target pasar untuk menjual tanaman jabon yaitu :
1.Tempat Penampungan Kayu (TPK)
Beberapa TPK resmi yang dikelola oleh Kementrian Kehutanan umumnya telaah siap menerima kayu jabon yang memiliki izin  kepemilikan yang sah. Di Provinsi Jawa Tengah, terdapat beberapa  TPK yang merupakan tempat pemasaran kayu jabon. Harga beli  yang ditawarkan kepada petani ditentukan oleh pasar. Pada akhir  tahun 2010 harga kayu jabon berkisar antara Rp 900.000 –Rp 1.200.000 per m3.
2.Perusahaan Tripleks dan Mebel
Perusahaan hilir yang membutuhkan bahan baku kayu seperti  industri tripleks, kayu olahan dan mebel banyak menampung kayu  jabon, meskipun jumlahnya masih belum sebanyak kayu sengon,  kayu jabon sudah mulai dibutuhkan oleh berbagai industri 49 pengolahan kayu di Pula Jawa, seperti Semarang, Cirebon, Sukabumi dan Cianjur.
3.Perusahaan Kertas
Perusahaan kertas saat ini sangat membutuhkan pasokan bahan baku dengan semakin berkurangnya pasokan bahan baku dari alam (hutan produksi), sehingga dalam keadaan mendesak kayu jabon yang berumur 2-3 tahun dapat dipanen dan dijual ke beberapa perusahaan kertas yang tentu saja keuntungan yang diperoleh lebih kecil dibandingkan kayu jabon yang dipanen pada saat kondisi optimal.
B. Pengolahan Kayu Jabon
1. Kayu Lapis
Kayu lapis merupakan kumpulan berbagai veneer yang  direkatkan menjadi satu bagian. Veneer merupakan lembaran kayu lapis yang dihasilkan dengan cara mengupas atau menyayat kayu. Struktur kayu jabon tidak memiliki guratan atau garis lingkaran tumbuh yang jelas dan terlihat oleh mata. Bentuk batang jabon yang agak bulat memanjang membuat kayu  jabon relatif mudah dibuat veneer tanpa perlakuan pendahuluan. Kumpulan veneer direkatkaan  untuk dibuat menjadi kayu lapis. Kayu jabon yang dapat digunakan sebagai bahan kayu lapis harus memenuhi beberapa persyaratan diantaranya ;
1.      Bentuk batang silindris, bebas cabang, diameter besar dan serat lurus.
      2.   Kerapatan kayu 0,4-0,7 gr/cm3  diutamakan 0,5-0,55 gr/cm3
      3.   Mudah dikupas
      4.   Mudah dikeringkan
      5.   Mudah direkat
      6.   Susut arah lebar kurang dari 6,5%
      7.   Bebas cacat mata kayu
2.      Papan Lamina
Papan lamina merupakan papan yang direkat dengan lem khusus secara bersama-sama dengan arah serat parallel menjadi satu unit papan. Kayu lamina banyak digunakan untuk konstruksi bangunan. Tujuan pembuatan kayu lamina yaitu untuk menciptakan rancang bangun konstruksi dari kayu utuh yang kering. Tebal lapisan kayu lamina sekitar 20-45 mm. Setelah kering (kadar air 10%), setiap layer ditaburi lem atau perekat pada kedua sisinya, lalu diberi tekanan menggunakan alat tertentu. Sebelumnya kayu lamina berasal dari kayu pinus atau kayu conifer (berdaun jarum), namun saat ini hampir semua jenis kayu dapat dibuat menjadi kayu lamina termasuk kayu jabon.
3.      Pulp dan Kertas
Kayu jabon dapat juga digunakan sebaagai bahan baku pulp  dan kertas. Kelebihan kayu jabon yaitu memiliki warna kayu yang relatif terang sehingga dalam proses pemutihan pulp dan kertas tidak memerlukan bahan pemutih yang terlalu banyak. Pembuatan pulp dan kertas dilakukan dengan teknik pengolahan kimia (kraft process). Panjang pendeknya serat sangat mempengaruhi kualitas kertas yang dihasilkan.
Serat yang panjang memiliki titik tangkap yang lebih luas terhadap gaya-gaya yang mengenainya. Oleh karena itu serat panjang dapat menghasilkan kertas dengan ikatan serat yang kuat sehingga kekuatan kertas terhadap sobek, tarik, dan lipat menjadi cukup tinggi. Berdasarkan sifat fisiknya memiliki serat panjang (rata-rata 1,19 mm), sehingga pulp yang dihasilkan dari kayu jabon memiliki kualitas tinggi.
1.4 Kendala dalam bisnis Jabon (Antocephalus cadamba)
Penyakit jabon (Antocephalus cadamba) sering menimbulkan kerugian ekonomis . Kerugian yang ditimbulkannya tidak hanya berupa kehilangan hasil akibat kerusakan tanaman, tetapi juga biaya yang dikeluarkan dalam upaya pengendaliannya. Oleh karena itu langkah-langkah pengendalian secara terpadu dan efisien guna memperkecil kerugian akibat penyakit tersebut perlu dilakukan. Hama dan penyakit yang umumnya menyerang tanaman jabon dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu kelompok pertama hama dan penyakit yang menyerang tanaman jabon selama dipersemaian dan kelompok kedua yaitu hama dan penyakit yang menyerang tanaman jabon dilapangan.
Hama yang sering menyerang tanaman jabon di persemaian antara lain hama semut, bekicot, ulat dan rayap, sedangkan penyakit yang sering menyerang tanaman jabon di persemaian khususnya pada saat perkecambahan adalah penyakit Dumping off. Beberapa jenis hama yang menyerang tanaman jabon di lapangan yaitu : penggerek akar, ulat grayak, pengisap daun, ulat pemakan daun, ulat api, Achaea sp, belalang, rayap, tikus. Penyakit yang menyerang tanaman jabon dilapangan diantaranya ; bercak daun, keriting daun, embun jelaga, embun tepung, busuk akar, busuk hati dan cacar daun.


PENUTUP
Kesimpulan
            Dengan adanya pelarangan penebangan kayu dari hutan alam dan kebutuhan kayu semakin besar maka jabon merupakan salah satu alternatif dengan menerapkan hutan rakyat. Jabon memiliki keunggulan diantaranya biaya penanaman dan perawatan cukup murah selain itu Pertumbuhan pohon jabon sangat cepat bila dibandingkan dengan jenis kayu keras lainya : Diameter batang dapat tumbuh berkisar 10 cm/th, Masa produksi jabon yang singkat hanya 4-5 tahun, Berbatang silinder dengan tingkat kelurusan yang sangat bagus, Tidak memerlukan pemangkasan karena pada masa pertumbuhan cabang akan rontok sendiri self pluring.
Dari referensi Direktorat Bina Usaha Kehutanan (BUK) Kementerian Kehutanan, dimana perusahaan (PT. Intraca, Tarakan, Kaltim) dalam satu kasus 1 Ha kayu jabon dapat menghasilkan 136 juta dengan daur 6 tahun. Hal ini sangat menggiurkan sehingga masyrakat dianjurkan  mengusahakannya untuk kesejahteraan selain itu juga kayu nya dapat menyerap karbon untuk perbaikan lingkungan.














DAFTAR PUSTAKA
Halwani, J.E, dkk. 2011. PROSPEK PENGEMBANGAN JABON MERAH (Anthocephalus macrophyllus (Roxb.) Havil), SOLUSI KEBUTUHAN KAYU MASA DEPAN. Badan Penelitian dan Pengembangan KehutananBalai Penelitian Kehutanan. Manado

Nasa Dono Sapari. budidaya tanaman pohon jabon. http://www.supernasa.com/2012/12/budidaya-tanaman-pohon-jabon.html [25 juni 2013]

 

Mansur, I., dan F.D.Tuheteru. 2011. Kayu Jabon. Penebar Swadaya. Jakarta

Pratiwi. 2003. Prospek Pohon Jabon Untuk Pengembangan Hutan Tanaman. Buletin Penelitian Kehutanan 4:62-66. Bogor





1 komentar:

  1. Halo Bossku ^^
    Segera Daftarkan ID di ibu21,com
    Menyediakan 8 Permainan Hanya Dengan 1 ID
    Serta Tersedia Promo Menarik
    Bonus Turn Over Terbesar
    Bonus Refferal Seumur Hidup
    Minimal Deposit Hanya 25Rb
    BBM : csibuqq
    WA : +855 88 780 6060
    Di Tunggu Kehadirannya Bossku ^^

    BalasHapus

Blogger templates

Blogger news

Blogroll

Blogger templates

About