Nama : Chaerul Parsaulian Ginting
NIM : 111201052
NIM : 111201052
PENDAHULUAN
Taksonomi
Pohon Mindi (M. azedarach L.) merupakan jenis pohon cepat tumbuh. Pohon
Mindi menyukai cahaya, agak tahan
kekeringan, agak toleran dan tahan terhadap
salinitas tanah. Adapun susunan
taksonomi Mindi (M. azedarach L.) menurut
Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan (2007), adalah sebagai berikut :
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Rutales
Suku : Meliaceae
Marga : Melia
Jenis : Melia azedarach L.
Nama dagang : Mindi
Nama daerah : Geringging, mementin,
mindi (Jawa); rencik (Batak); mindi
kecil (Melayu); jempinis (NTB); belile,
bere, embora,
kemel, lamoa, menga, mera (NTT).
Penyebaran
dan Tempat Tumbuh
Pohon
Mindi memiliki penyebaran alami di India dan Burma, banyak ditanam di daerah tropis dan sub tropis, di
Indonesia banyak ditanam di daerah Universitas Sumatera UtaraSumatera, Jawa,
Nusa Tenggara dan Irian Jaya. Tanaman Mindi tumbuh pada daerah dataran rendah
hingga dataran tinggi, ketinggian 0-1200
m di atas permukaan laut, dengan curah hujan rata-rata per tahun 600-2000 mm,
dapat tumbuh pada berbagai tipe tanah.
Tumbuh subur pada tanah berdrainase baik, tanah yang dalam, tanah liat
berpasir, toleran terhadap tanah dangkal, tanah asin dan basa
(Badan Penelitian dan Pengembangan
Kehutanan, 2007).
Morfologi
Batang
silindris, tegak, tidak berbanir, kulit batang (pepagan) abu-abu coklat,
beralur membentuk garis-garis dan bersisik. Pada pohon yang masih muda memiliki
kulit licin dan berlentisel, kayu gubal putih pucat, kayu teras coklat kemerahan.
Daun majemuk ganda menyirip ganjil, anak daun bundar telur atau lonjong,
pinggir helai daun bergerigi. Bunga majemuk malai, pada ketiak daun panjang
malai 10-22 cm, warna keunguan, berkelamin dua (biseksual) atau bunga jantan
dan bungan betina pada pohon yang sama. Buah bulat atau jorong, tidak membuka,
ukuran 2-4 cm x 1-2 cm, kulit luar tipis, licin, berkulit kering keriput, kulit
dalam keras, buah muda hijau, buah masak kuning, dalam satu buah umumnya
terdapat 4-5 biji. Biji kecil 3,5 x 1,6 mm, lonjong, licin, warna coklat, biji
kering warna hitam. Tinggi pohon sampai 30 m, panjang bebas cabang 20 m dan
diameter sampai 185 cm
(Badan Penelitian dan Pengembangan
Kehutanan, 2007).
Sifat
Kayu
Kayu
teras berwarna merah coklat muda bersemu ungu, gubal berwarna putih
kemerah-merahan dan mempunyai batas yang jelas dengan kayu teras. Serat lurus
atau agak berpadu, berat jenis rata-rata 0,53. Penyusutan dari keadaan basah sampai
kering tanur 3,3 % (radial) dan 4,1 % (tangensial). Kayu Mindi tergolong ke
dalam kelas kuat III-II, setara dengan Mahoni, Sungkai dan Meranti Merah. Pengeringan
alami, pada papan tebal 2,5 cm dari kadar air 37 % sampai 15 % memerlukan waktu
47 hari, dengan kecenderungan pecah ujung dan melengkung. Pengeringan kayu
Mindi dalam dapur pengering dengan bagan pengeringan yang dianjurkan adalah
suhu 60-80 % dengan kelembaban nisbi
80-40 % (Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, 2007).
Kayu
Mindi memiliki arah serat lurus atau agak berpadu. Permukaan kayu agak licin.
Berat jenis kering udara maksimum 0,65, minimum 0,42 dan berat kering udara
rata-rata 0,53. Kayu Mindi termasuk
kelas awet V-IV. Sifat pemesinan kayu Mindi bervariasi dari baik sampai buruk,
yaitu diserut dan diamplas dengan baik serta dapat dibuat lubang persegi dengan
hasil sedang, tetapi pemboran, pembentukan dan
pembubutan memberi hasil buruk. Kayu Mindi dapat mengering tanpa cacat
yang berarti (Indonesian Forest, 2007).
PEMBAHASAN
Kegunaan
kayu
Kayu
Mindi sudah terbukti baik sebagai bahan
baku mebel untuk ekspor dan domestik. Sifat kayu Mindi yang sesuai untuk mebel
adalah kayunya bercorak indah, mudah dikerjakan dan dapat mengering tanpa
cacat. Mebel kayu Mindi dapat terdiri dari kayu utuh atau merupakan kombinasi
antara kayu utuh dan panel kayu yang dilapisi vinir Mindi. Produk lantai kayu
biasanya berupa parket atau mozaik. Bahan baku untuk lantai Mindi yang berupa parket berupa kayu lapis indah (multipleks) dan berupa produk
perekatan terdiri dari 3 lapis kayu gergajian atau bagian bawah vinir sedangkan
bagian atas dan tengah berupa kayu gergajian. Saat ini kayu gergajian Mindi setebal 5 mm dipakai untuk bagian atas
lantai parket 3 lapis dan produknya diekspor. Di sisi lain, kayu Mindi yang
berukuran kecil dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat barang kerajinan.
Kulit
kayu Mindi
Pada
(Sutisna, 1998) kulit kayu dan kulit akar mindi mengandung toosendanin dan
komponen yang larut. Selain itu, juga terdapat alkaloid azaridine (margosina),
kaempferol, resin, tanin, n-triacontane, ß-sitosterol, dan
triterpene kulinone. Kulit akar kurang toksik dibanding kulit kayu. Biji mengandung resin yang sangat
beracun, 60% minyak lemak terdiri dari asam stearat, palmitat, oleat, linoleat,
laurat, valerianat, butirat, dan sejumlah kecil minyak esensial sulfur. Buah
mengandung sterol, katekol, asam vanilat, dan asam bakayanat. Daun mengandung
alkaloid paraisina, flavonoid rutin, zat pahit, saponin, tanin, steroida, dan kaemferol.
Menurut Sastrodihardjo (1990), kandungan kimia yang terdapat dalam kulit kayu
mindi antara lain Alkaloid margosina, nieldenim, nimbin, nimbinin, sendanin,
okhinin, okhininal, sikloeukalenol, sendanolakton, melianodiol, minyak atsiri,
dan zat samak yang dapat menghambat pertumbuhan organisme perusak tanaman. Daun
dan biji mindi telah dilaporkan dapat digunakan sebagai pestisida nabati.
Kandungan bahan aktif mindi sama dengan mimba (Azadirachta
indica) yaitu azadirachtin, selanin dan meliantriol. Namun kandungan bahan
aktifnya lebih rendah dibandingkan dengan mimba sehingga efektivitasnya lebih
rendah dibandingkan dengan mimba sehingga efektivitasnya lebih rendah pula.
C.
Harga Kayu Mindi
1.
Harga di tingkat petani
Harga kayu mindi di tingkat petani
berkisar antara Rp. 35.000 s/d 250.000 per
pohon. Petani pada umumnya kurang memiliki informasi harga pasar kayu
mindi, sehingga harga ditingkat petani relatif masih rendah. Selain terputusnya
informasi harga pasar ditingkat petani, harga jual kayu mindi sangat
dipengaruhi oleh faktor topografi, jarak
dari jalan raya ke jalan desa. Dalam pengangkutannya diperlukan tenaga kerja
dan biaya cukup besar. Oleh sebab itu harga yang diterima ditingkat petani menjadi
lebih rendah. Kesulitan lain adalah dalam penebangan mengingat lokasinya berada
di kebun-kebun, apabila dalam penebangan menimpa tanaman milik orang lain
seringkali harus membayar ganti rugi. Pada umumnya pohon mindi memiliki bagian
batang yang bengkok atau cacat sehingga mempengaruhi harga jual ditingkat
petani. Petani menjual kayunya dikebun-kebun, sawah-sawah kepada pedagang
pengumpul dalam bentuk pohon/tegakan. Sehingga pedagang pengumpul harus
mengeluarkan biaya eksploitasi cukup besar untuk penebangan dan pemotongan, dan
pengangkutan ke tempat penumpukan sementara di tepi jalan mobil, dan biaya
pengangkutan ke sawmill terdekat. Harga yang diterima ditingkat petani relatif
rendah mengingat sebelum diangkut ke konsumen, biaya yang dikeluarkan
pembeli/pedagang pengumpul cukup besar. Pada umumnya pedagang pengumpul
mengeluarkan biaya eksploitasi 2 kali lebih besar dari harga kayu yang dibeli
dari para petani. Sebagai contoh dengan harga beli 82 pohon Rp. 4.300.000,-,
total biaya yang dikeluarkan oleh pedagang pengumpul mencapai +/- Rp.
8.000.000,-(Tabel 3). Harga kayu per pohon yang diterima di tingkat petani berkisar
antara Rp. 35.000 - Rp. 250.000,-.
2.
Harga di tingkat pedagang pengumpul
Pedagang pengumpul membeli dalam
bentuk kayu bulat (logs) dari petani, lalu diolah menjadi kayu gergajian (sawn
timber) sesuai ukuran pemesan. Pedagang pengumpul berfungsi sebagai pemasok
baik industri mebeler maupun pemakai langsung rumah tangga. Pedagang pengumpul
berfungsi sebagai penjual jasa dalam penyaluran produk kayu mindi dan bukan
sebagai pembuat produk jadi. Jasa yang diperoleh dari aktivitasnya adalah
margin yang diterima di tingkat petani dengan industri pengolah atau pemakai
rumah tangga. Pedagang pengumpul tidak hanya menunggu pembeli atau penjual
kayu, tetapi mencari pembeli dan penjual didaerah-daerah. Hubungan dengan pihak
lain yang memiliki informasi tentang pohon mindi dan informasi harga pasar
sangat diperlukan oleh pedagang pengumpul. Harga jual kayu ditingkat pedagang
pengumpul dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : harga kayu ditingkat
petani, biaya eksplotasi (penebangan, penyaradan/pengangkutan dan muat bongkar),
biaya penggergajian di sawmill/rental kayu dan biaya pengeringan. Untuk
mendapat kepercayaan, pedagang pengumpul harus memiliki cukup modal karena
pembelian kayu secara tunai kepada petani. Selain diperlukan modal, pedagang
pengumpul harus memiliki keterampilan dalam menaksir volume kayu dari pohon
dalam kondisi berdiri dan pengurusan dokumen angkutan kayu (Pas Angkutan Kayu)
dari instansi yang berwenang. Sebagai contoh untuk memperoleh sekitar 17 m³
logs diperlukan modal kerja sekitar Rp. 7 - 8 juta rupiah. Dari jumlah modal
tersebut digunakan untuk biaya pembelian kayu, penebangan, pengangkutan dan
penggergajian sampai pengeringan kayu. Harga kayu gergajian ditingkat pedagang
pengumpul berkisar antara Rp.450.000 sampai Rp. 600.000 /m³. Kayu
yang
dikirim sesuai dengan pesanan/order yang sudah ditetapkan perusahaan mebeler
(Perusahaan Pemesan Kayu). Dalam pengiriman barang perlu dilengkapi
dengan
dokumen Pas Angkutan Kayu dari instansi terkait. Setiap perusahaan pemesan
menerima kayu mindi sesuai dengan pesanan (spesifikasi) dari perusahaan,
misalnya A1,A2,A3 dan B serta dengan ketebalan kayu antara 1,3 cm
s/d
4,8 cm, lebar kayu antara 3,3 cm sampai dengan 10 cm up dan panjangnya antara
38 cm sampai 2m atau di atas 2 m.
3.
Harga kayu gergajian di tingkat industri pengolahan kayu mindi.
Harga beli di tingkat industri
pengolahan kayu mindi Rp. 800.000 sampai Rp. 1.850.000 per m³ frangko industri
(pembeli). Harga ini ditentukan oleh industry pengolahan kayu mindi berdasarkan
beberapa kriteria fisik papan (kayu gergajian). Kayu mindi di pasarkan mulai
dalam bentuk kayu bundar, papan gergajian sampai barang jadi (mebeler), dan
melibatkan berbagai pelaku pasar mulai dari petani, pedagang pengumpul,
industri penggergajian sampai pengrajin mebeler. Petani sebagai pemilik tanaman
mindi, biasanya menjual kayu mindi masih berupa pohon kepada pedagang pengumpul
di desa. Semua biaya penebangan, pemotongan dan penarikan menjadi tanggungan
pedagang pengumpul. Kayu bundar mindi oleh pedagang pengumpul di desa-desa
diolah menjadi bentuk kayu gergajian sesuai pesanan dari industri pengolahan
kayu moulding dan mebel atau pesanan konsumen lainnya. Industri pengolahan kayu
di sekitar Jabotabek mengolah kayu mindi menjadi produk jadi untuk diekspor ke
luar negeri atau dipasarkan di dalam negeri. Suatu industri pengolahan kayu
dapat berfungsi sebagai eksportir dan umumnya mengandalkan lebih dari satu
pemasok kayu mindi.
KESIMPULAN
DAN SARAN
Kesimpulan
1.
Peluang
pemasaran kayu mindi cukup terbuka setelah beberapa industry pengolahan kayu
beralih mengolah bahan baku dari kayu jati dan mahoni ke jenis kayu mindi.
2.
Harga kayu mindi
di tingkat petani berkisar antara Rp. 250.000 s/d 300.000/m³ kayu bulat (logs),
lebih mahal dari harga kayu sengon Rp. 100.000 s/d 150.000,- per m³ namun jauh
lebih murah dari harga kayu mahoni Rp. 800.000 s/d 1.000.000,- per m³.
3.
Kayu mindi
termasuk jenis kayu cepat tumbuh, pada umur 5- 10 tahun dapat dipanen. Kayu
mindi tahan terhadap serangan hama dan penyakit jika disbanding dengan tanaman
kayu lainnya (sengon). Kayu dapat tumbuh tanpa perawatan yang intensif.
4.
Tantangan
pemasaran bagi petani antara lain kurang memiliki informasi harga pasar.
5.
Budidaya kayu
mindi belum dilakukan secara intensif oleh masyarakat maupun instansi terkait (
Kehutanan, Pemda dan BUMN serta HP-HTI).
6. Industri pengolahan kayu mindi sangat selektif
terhadap kualitas kayu yang dibeli dari pemasok.
Saran
Dewasa ini kebutuhan akan kayu
semakin meningkat, disisi lain produktivitas kayu dari tahun ke tahun semakin
menurun. Untuk itu perlu adanya peralihan dalam pengolahan kayu meubel yang
berbahan kayu kuat namun lama tumbuh, beralih pada kayu yang cukup kuat dengan
waktu panen yang cepat. Dengan hal itu dapat menutupi kekurangan kebutuhan kayu
yang ada.
Pak. Ada pohon kayu mindi 100, ukuran 80-100 cm , mau di tebasin aja. Minat ? Hub 082233853435
BalasHapusapakah cukup bila dalam proses pemeliharaan pohon, hanya diberi pupuk organik saja?
BalasHapus